
Drone Mata-mata AS Melintas di Laut China Selatan, Ada Apa?

Jakarta, CNBC Indonesia - Drone mata-mata Amerika Serikat (AS) disebut telah dikirim dari Laut China Selatan (LCS) ke Taiwan. Ditulis South China Morning Post, MQ-4C Triton terlihat terbang di kawasan itu ke tenggara Taiwan, pada pekan ini.
Hal tersebut diketahui media Hong Kong itu dari sebuah lembaga think thank di Universitas Peking, SCS Probing Initiative (SCSPI). Pesawat anti kapal selam P-8A dan pesawat pengisian bahan bakar KC-135R juga terlihat terbang di barat daya Taiwan.
SCPSI juga menyebutkan bahwa ada kapal perang AS yang berlayar dengan jarak 12 mil dari Cuateron Reef (Karang Cuarteron) di Kepulauan Spratly. Pulau ini berada di LCS dan jadi sengketa antara China dan Filipina.
Meski begitu, belum ada konfirmasi resmi dari Angkatan Laut AS. Taiwan dan China juga belum mengomentari hal ini.
Sementara itu, hari ini, AS juga memulai kembali latihan militer di LCS. Ini merupakan kedua kalinya latihan dilakukan setelah awal Juli lalu.
Latihan ini melibatkan dua kapal induk AS, USS Ronald Reagan dan USS Nimitz, yang memuat 12.000 personil militer. Hal ini dimuat di Twitter Angkatan Laut AS, USPacificFleet.
"Nimitz dan Reagan beroperasi di LCS, di mana hukum internasional memang mengizinkan," kata Komandan Mimitz Laksamana Muda Jim Kirk dalam sebuah pernyataan yang dimuat CNN International.
(Ini) untuk memperkuat komitmen kami pada Indo-Pasifik yang bebas dan terbuka berdasarkan aturan internasional dan (komitmen) pada sekutu dan mitra di kawasan."
Meski memang sedang panas dengan China di wilayah itu, Kirk menampik kaitan latihan ini dengan peristiwa politik. Ia mengatakan ini bagian dari operasi militer reguler AS.
"Selama 75 tahun, Angkatan Laut AS memang telah mengoperasikan beberapa kapal induk di wilayah itu," ujarnya.
AS semakin intensif di LCS seiring makin agresifnya China mengklaim perairan tersebut. China mengaku memiliki 80% LCS sesuai konsep yang mereka yakini "Sembilan Garis Imajiner".
Ini membuat ketegangan terjadi dengan banyak negara ASEAN. Filipina memilih bergabung dengan AS untuk mengamankan area yang di cap wilayahnya, sementara Malaysia menegaskan tak akan ada kompromi jika otoritasnya diterobos negara lainnya.
(sef/sef)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Geger Biden Bikin Xi Jinping 'Ngamuk', Ini Penyebabnya
