Waspada! Kalimantan Ada Potensi Gempa Besar, Calon Ibu Kota?

Ferry Sandi, CNBC Indonesia
17 July 2020 14:53
BMKG
Foto: BMKG

Jakarta, CNBC Indonesia - Diam-diam wilayah Kalimantan menyimpan potensi gempa besar di masa mendatang. Pada Kamis (16/7) wilayah Tanjung Redeb, Kabupaten Berau, Kalimantan Timur, diguncang gempa bumi tektonik dengan magnitudo 4. Hal ini terkait aktivitas Sesar Mangkalihat yang masih aktif.

Bagaimana dengan lokasi ibu kota baru yang ada di  Kabupaten Penajam Paser Utara dan Kutai Kartanegara di Kalimantan Timur, apakah aman?

Secara jarak memang antara wilayah Tanjung Redeb dan kawasan ibu kota baru sekitar lebih 500 Km.

Merespons gempa Tanjung Redep tersebut, Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) memperingatkan potensi gempa besar di Kalimantan akibat pergeseran sesar Mangkulihat.

Kepala Bidang Mitigasi Gempabumi dan Tsunami BMKG, Daryono, Sesar Mangkalihat itu memiliki magnitudo tertarget mencapai M 7,0 dengan laju pergeseran 0,5 milimeter per tahun. Hal ini juga berdasarkan hasil kajian Pusat Studi Gempa Nasional (PUSGEN) tahun 2017.

"Sesar Mangkalihat merupakan salah satu sesar aktif yang patut diwaspadai di Kalimantan. Berdasarkan hasil skenario model guncangan gempa berkekuatan M 7.0, maka terdapat beberapa wilayah yang dapat terdampak guncangan signifikan," kata Daryono dalam keterangan dikutip dari CNN Indonesia, Jumat (17/7).

Daryono mengatakan di wilayah Balikpapan dapat terdampak guncangan dengan intensitas III-IV MMI, wilayah Samarinda dengan intensitas V MMI, sementara untuk daerah yang dekat dengan sumber gempa dapat terdampak guncangan mencapai skala intensitas VII-VIII MMI. Artinya, berpotensi terjadi kerusakan tingkat sedang hingga berat.

Ternyata ancaman lokasi ibu kota tak hanya dari Sesar Mangkalihat. Secara geologi dan tektonik, provinsi Kalimantan Timur terdapat tiga struktur sesar sumber gempa di antaranya Sesar Maratua, Sesar Mangkalihat, dan Sesar Paternoster.

"Hasil monitoring kegempaan oleh BMKG terhadap Sesar Maratua dan Sesar Mangkalihat di wilayah Kabupaten Berau dan Kabupaten Kutai Timur menunjukkan masih aktif," ujar Daryono.

"Tampak dalam peta sesismisitas pada dua zona sesar ini aktivitas kegempaannya cukup tinggi dan membentuk klaster sebaran pusat gempa yang berarah barat-timur," katanya.

Dalam catatan BMKG setidaknya sudah ada tujuh kali gempa besar di Kalimantan:

1. Gempa dan Tsunami Sangkulirang pada 14 Mei 1921 yang menimbulkan kerusakan sedang hingga berat mencapai VII-VIII MMI. Gempa kuat ini diikuti tsunami.
2. Gempa Tanjung Mangkalihat pada16 November 1964, berkekuatan M 5,7.
3. Gempa Kutai Timur pada 4 Juni 1982, berkekuatan M 5,1.
4. Gempa Muarabulan, Kutai Timur pada 31 Juli 1983, berkekuatan M 5,1.
5. Gempa Mangkalihat pada 16 Juni 2000, berkekuatan M 5,4.
6. Gempa Tanjungredep pada 31 Januari 2006 berkekuatan M 5,4.
7. Gempa Muaralasan, Berau pada  24 Februari 2007, berkekuatan M 5,3.

"Gempa Berau yang terjadi tadi pagi menarik untuk dicermati. Kita dapat diambil pelajaran bahwa catatan gempa signifikan tersebut di atas dapat mengalami pengulangan karena sifat gempa yang memiliki periode ulang. Dengan demikian, daerah yang pernah mengalami gempa kuat pada masa lalu dapat kembali terjadi pada masa yang akan datang," kata Daryono.

Ia menghimbau kepada masyarakat untuk wajib membangun-bangunan tahan gempa serta mengedukasi warganya bagaimana cara menyelamatkan diri aat terjadi gempa bumi.


(hoi/hoi)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Terungkap! Ini Desainer Istana Garuda Jokowi di Ibu Kota Baru

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular