
Alasan Lengkap Anies Perpanjang PSBB Jakarta 14 Hari Lagi

Jakarta, CNBC Indonesia - Pemerintah Provinsi DKI Jakarta resmi memperpanjang Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) transisi selama dua pekan ke depan terhitung mulai Jumat (17/7/2020). Dalam konferensi pers secara virtual, kemarin, Gubernur DKI Jakarta Anies membeberkan alasan di balik perpanjangan tersebut.
Ia menjelaskan jumlah tes PCR Covid-19 yang dilakukan Pemprov DKI Jakarta terus meningkat. Perinciannya adalah sebagai berikut.
Pekan pertama tanggal 4-10 Juni: sebanyak 1.991 orang per satu juta penduduk yang dites
Pekan kedua tanggal 11-17 Juni: sebanyak 2.554 orang per satu juta penduduk yang dites
Pekan ketiga tanggal 18‐24 Juni: sebanyak 2.806 orang per satu juta penduduk yang dites
Pekan keempat tanggal 25 Juni-1 Juli: sebanyak 2.920 orang per satu juta penduduk yang dites
Pekan kelima tanggal 2- 8 Juli: sebanyak 3.194 orang per satu juta penduduk yang dites
Pekan keenam tanggal 9-15 Juli: sebanyak 3.610 orang per satu juta penduduk yang dites
"Jadi dengan jumlah tes yang dilakukan 3,6 kali lipat dari standar WHO dan ini adalah tes PCR, maka kita bisa yakin data yang dihasilkan menunjukkan kondisi Jakarta yang sesungguhnya," kata Anies.
Menurut dia, jika data yang digunakan lebih rendah maka tidak bisa digunakan sebagai acuan pengambilan keputusan. Standar WHO adalah 1.000 testing per satu juta penduduk. DKI Jakarta dengan jumlah penduduk 11 juta maka minimal harus dilakukan 11.000 testing.
"Dan kita telah mencapai angka di atas 3,6 kali lipat dari dari WHO karena 3.600 orang dilakukan testing jadi secara total sampai 15 Juli DKI Jakarta sudah melakukan tes PCR kepada 299.439 orang. Ini orang bukan spesimen karena ada orang yang dilakukan tesnya dua kali," ujar Anies.
Eks Menteri Pendidikan dan Kebudayaan itu mengatakan jika acuannya spesimen, maka testing yang sudah dilakukan adalah 422.339 spesimen. Jumlah testing ini juga terus meningkat karena kolaborasi dengan semua laboratorium di Jakarta.
"Namun bila jumlah tes terus membaik masalahnya pada positivity rate, jumlah tes terpenuhi dan ini wajib 1.000 testing per satu juta penduduk, WHO rekomendasikan positivity rate di bawah 5%. Jadi kalau mengatakan 5% tapi jumlah yang ditesnya tidak memenuhi syarat positivity rate tidak bisa berikan makna," kata Anies.
Ia menjelaskan positivity rate adalah jumlah orang di tes dan hasilnya positif dibagi jumlah orang yang dilakukan tes. Sehingga jika 1.000 orang melakukan tes ditemukan ada 50 orang positif maka positivity rate-nya adalah 5%.
Selama lima minggu terakhir, positivity rate di DKI Jakarta adalah sebagai berikut:
Pekan pertama: 4,4%
Pekan kedua: 3,1%
Pekan ketiga: 3,7%
Pekan keempat: 3,9%
Pekan kelima: 4,8%
Sehingga, menurut Anies, selama lima minggu, positivity rate DKI Jakarta berada di zona aman sesuai rekomendasi WHO, yaitu di bawah 5%.
"Namun di pekan keenam, positivity rate meningkat menjadi 5,9% selama satu minggu ini. Artinya harus lebih waspada. Angka 5,9% ini masih di bawah rata-rata nasional di bawah 12% tapi naik di atas ambang rekomendasi WHO," ujar Anies.
Kemudian data nilai Reproduction Number Time (Rt) mengalami peningkatan dari sebelumnya di bawah 1, kini naik menjadi 1,15 per tanggal 12 Juli. Rt 1 artinya 1 orang positif menularkan ke 1 orang lain.
"Maka akan amat berisiko melonggarkan PSBB transisi fase I sehingga kami memutuskan untuk memperpanjang fase I PSBB transisi sampai dua pekan," kata Anies.
(miq/miq)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Hari Pertama PSBB Transisi, Anies: Jangan Lupa 4 Hal Ini