Hati-hati, Dolar Sudah di Atas Rp 14.600 di Kurs Tengah BI!

Hidayat Setiaji, CNBC Indonesia
15 July 2020 10:28
mata uang rupiah dolar dollar Bank Mandiri
Ilustrasi Rupiah dan Dolar AS (CNBC Indonesia/Andrean Kristianto)

Investor dibuat galau karena ada sentimen positif dan negatif yang beredar di pasar. Sentimen positifnya adalah perkembangan uji coba vaksin virus corona (Coronavirus Disease-2019/Covid-19).

Uji coba vaksin tahap pertama oleh Moderna, perusahaan farmasi asal AS, menunjukkan hasil positif. Sejauh ini, belum ada tanda-tanda efek samping yang signifikan terhadap para relawan. Sebagian memang mengalami gejala ringan seperti sakit kepala, demam, dan nyeri sendi, tetapi itu adalah yang umum terjadi setelah imunisasi.

"Ini adalah kabar baik. Jika vaksin sukses menghasilkan respons, maka Anda berhasil. Itulah mengapa kami sangat puas dengan hasilnya," kata Anthony Fauci, Direktur US National Institute of Allergy and Infectious Disease, seperti dikutip dari Reuters.

Namun ada sentimen negatif yang datang dari perseteruan AS-China. Presiden Donald Trump menegaskan bahwa status daerah istimewa terhadap Hong Kong resmi berakhir setelah pemberlakuan UU keamanan yang lebih represif.

"Tidak ada lagi perlakuan khusus, tidak ada lagi hak istimewa di bidang ekonomi, tidak ada lagi ekspor teknologi. Hari ini saya menandatangani aturan dan perintah untuk mendesak China bertanggung jawab atas perilaku agresif terhadap rakyat Hong Kong. Sekarang Hong Kong diperlakukan sama seperti China," ungkap Trump dalam konferensi pers, seperti diberitakan Reuters.

Beijing tentu tidak terima dengan perlakuan Washington. Dalam keterangan tertulis, Kementerian Luar Negeri China menyatakan AS harus berhenti mencampuri urusan 'rumah tangga' negara lain. Bahkan China mengancam akan balik memberlakukan sanksi bagi individu dan lembaga yang terlibat dalam penyusunan UU baru di AS tersebut.

Sementara dari dalam negeri, investor menantikan rilis data perdagangan internasional periode Juni 2020. Konsensus pasar yang dihimpun CNBC Indonesia memperkirakan ekspor akan terkontraksi -7,765% year-on-year (YoY). Sementara impor terkontraksi -16,455% YoY dan neraca perdagangan surplus US$ 1,1 miliar.

Jika nanti realisasinya sesuai dengan ekspektasi pasar, maka akan terjadi perbaikan dibandingkan Mei 2020. Kala itu, kontraksi ekspor mencapai -28,95% dan impor anjlok -42,2%.

Kinerja ekspor-impor pada Juni yang membaik menunjukkan ada harapan bahwa ketika social distancing dikendurkan maka ekonomi bisa pulih dengan relatif cepat. Permintaan akan meningkat seiring masyarakat yang kembali berkegiatan.

TIM RISET CNBC INDONESIA

(aji/aji)
[Gambas:Video CNBC]


Pages

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular