
Duh! Stok Beras RI Cuma Kuat 2 Bulan, Negara Lain Setahun

Jakarta, CNBC Indonesia - Sampai saat ini pemerintah hanya menggantungkan stok beras akhir tahun dari target produksi 15 juta ton beras dari musim tanam 2 (MT II) atau musim basah padi dengan luas 5,6 juta hektare. Bila target itu tercapai maka stok di akhir tahun hanya 6 juta ton beras, cuma cukup 2 bulan kebutuhan saja, itu pun kalau berjalan mulus.
"Kalau semua berjalan baik, antara 12,5 juta sampai 15 juta ton beras pada akhir Desember 2020, ada stok bahkan setelah kita makan kurang lebih 15 juta ton. Maka ada yang tersisa 6 juta ton lebih memasuki tahun 2021. Khusus ini sangat strategis, penting bahwa upaya mengacu musim tanam 2 adalah bagian strategis untuk jamin ketersediaan makanan rakyat 267 juta," kata Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo (SYL), beberapa waktu lalu.
SYL secara tegas memberikan peringatan timnya bahwa situasi nasional dan global sedang darurat. Ia menegaskan MT II tidak boleh gagal sedikitpun karena ini pertarungan baginya.
Bagaimana bila meleset? apalagi saat ini merupakan masa pandemi covid-19 yang berisiko pada produksi pangan seperti peringatan FAO.
Wakil Ketua Umum Persatuan Ekonomi Pertanian Indonesia (Perhepi) Bustanul Arifin mengingatkan MT II secara siklus menghasilkan jumlah yang jauh lebih sedikit dibanding musim tanam I (MT I). Sehingga, harus lebih berhati-hati dalam proyek pengerjaannya.
"65% dihasilkan MT utama. 35% di MT kedua, jadi perhatikan kemarau, apa yang perlu disiapkan, misal penyediaan air, jadi kita berpacu dengan alam. biasanya bulan kemarau hama juga lebih banyak," sebut Bustanul kepada CNBC Indonesia, Selasa (14/7).
Faktor non teknis menjadi hal penting bagi petani demi menghasilkan produksi yang maksimal. Jangan sampai di tengah pandemi Covid-19, dimana negara-negara lain cenderung konservatif untuk mengerem bahkan melarang mengekspor hasil pertanian termasuk beras, justru Indonesia harus terbayangi oleh kegagalan panen.
"Covid-19 sebetulnya nggak ngaruh, maksudnya petani-petani biasa saja. Tapi harus diingatkan juga protokol. Tapi tetap jangan dianggap enteng. Saya nggak kebayang kalau menyerang pedesaan bahaya. Kita mau makan pakai apa, nggak tahu," paparnya.
Bila kondisi terburuk terjadi maka akan mempengaruhi proyeksi stok beras di dalam negeri di akhir tahun. Kebutuhan konsumsi beras nasional setiap bulannya sekitar Rp 2,5 juta ton. Dengan asumsi sisa stok 6 juta ton di akhir tahun, maka memang hanya kurang dari 2,5 bulan saja atau sekitar hanya 70 hari.
Wakil Menteri Pertahanan Sakti Wahyu Trenggono juga sempat menyoroti soal stok beras di dalam negeri kala pandemi, karena menyangkut ketahanan nasional. Ia bahkan membandingkan dengan negara lain yang stok pangannya sampai satu tahun, sedangkan Indonesia hanya hitungan hari saja.
"Sekarang itu di komoditas beras kita hanya kuat untuk 69 hari, bandingkan dengan India yang bisa setahun. Karena itu kami dari Kemhan sedang mengajukan satu model yang bisa meningkatkan ketahanan pangan nasional," kata Trenggono beberapa waktu lalu.
(hoi/hoi)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article PSBB Total Jabodetabek Besok, Stok Pangan Aman?