Internasional

Fakta Singapura Resmi Resesi, Ini Bukan yang Pertama!

Rehia Sebayang, CNBC Indonesia
14 July 2020 13:56
In this March 14, 2020, photo, a couple wearing face masks walk past the Merlion statue in Singapore. As the virus outbreak spreads ever further, it's becoming clear that some strategies are more likely to succeed in containing it: pro-active efforts to track down and isolate cases, access to basic, affordable public health and clear, reassuring messaging from leaders. (AP Photo/Ee Ming Toh)
Foto: Singapore (AP/Ee Ming Toh)

Jakarta, CNBC IndonesiaSingapura resmi jatuh ke dalam resesi setelah Kementerian Perdagangan dan Industri (MTI) mengumumkan bahwa ekonomi negara itu kembali jatuh di kuartal II-2020. Secara kuartal ke kuartal (qtq), ekonomi Singapura berkontraksi 41,2% sementara secara tahunan (YoY), ekonomi minus 12,6%.

Ini menjadi angka kuartalan terburuk untuk produk domestik bruto (PDB) negara itu. Bahkan sejak negara itu merdeka sejak 1965.

Angka-angka ini lebih buruk daripada yang diperkirakan para pengamat. Sebelumnya dalam pooling Reuters secara kuartalan ekonomi akan minus 37,4% dan dari pooling Bloomberg secara tahunan berkontraksi 11,3%.

Resesi sendiri biasanya diartikan sebagai kontraksi berturut-turut dua kuartal atau lebih dalam satu tahun.

Kabar Singapura masuk resesi tentunya sangat mengejutkan. Mengingat negara kota ini merupakan salah satu negara maju dengan perekonomian yang kuat jika dibandingkan dengan negara lain di kawasan.

Namun ternyata, ini bukan kali pertama Singapura mengalami resesi. Menurut website agen pemerintah negara itu, Singapura mengalami resesi pertama di tahun 1985. Resesi tahun itu terjadi setelah ekonominya yang biasa mencatatkan pertumbuhan di kisaran 8,5% per tahun, mulai melambat di 1984.

Akibat perlambatan dalam berbagai bidang, termasuk industri konstruksi, negara itu pun memasuki resesi pertamanya pasca kemerdekaan. Di mana ekonominya minus 1,4% pada kuartal dua dan turun menjadi minus 3,5% pada kuartal ketiga.

Sementara itu, angka pengangguran Singapura naik menjadi 4,1% pada Juni 1985 dari 2,9% dalam empat tahun sebelumnya.

Namun, ekonomi Singapura membuat pemulihan cepat pada pertengahan 1986. Pada kuartal kedua tahun itu, Singapura mencatat pertumbuhan 1,2%, yang meningkat menjadi 3,8% pada kuartal ketiga.

Sejak itu, ekonomi negara itu tetap menunjukkan kekuatan meski dilanda berbagi masalah. Mulai dari krisis keuangan Asia 1997-1998, serangan teror dan ancaman teror Jemaah Islamiah pada 11 September 2001, wabah sindrom pernapasan akut (Sars) parah pada tahun 2003, dan krisis keuangan global 2007-2009.

Pada saat krisis keuangan global 2008-2009, yang dimulai akibat kejatuhan bank investasi Amerika, Lehman Brothers pada September 2008, Singapura menjadi negara pertama di Asia Timur yang masuk ke jurang resesi. Kejadian itu dianggap sebagai resesi terburuk yang dialami Singapura.

Pada saat kekacauan itu terjadi, warga negara Singapura banyak kehilangan harta kekayaan mereka akibat efek kehancuran dari Lehman. Di mana dana kekayaan negara tersebut, Government Investment Corporation of Singapore dan Temasek Holdings, juga mengalami kehancuran.

Pada saat itu, warga Singapura ramai-ramai menuntut ganti rugi dari bank dan broker yang mengurus harta/aset mereka. Langkah pemutusan hubungan kerja juga banyak terjadi di negara itu, di mana salah satunya dilakukan oleh Bank Pembangunan Singapura (DBS), yang mengurangi 900 staf pada November 2008 untuk memangkas biaya.

Perusahaan dan bisnis lokal lainnya terpaksa melakukan pemotongan upah, pembekuan upah, pembekuan perekrutan, memangkas jam kerja dan meminta karyawan mengambil cuti wajib untuk mengatasi krisis.

Untuk membantu bisnis dan pekerja Singapura mengatasi krisis ekonomi, pemerintah menggelontorkan S$ 2,9 miliar pada November 2008 dan Paket Ketahanan S$ 20,5 miliar pada Januari 2009. Akibat berbagai langkah itu, ekonomi Singapura berhasil melalui badai resesi.

Pada bulan November, Departemen Perdagangan dan Industri menyatakan bahwa resesi telah berakhir secara efektif dan memproyeksikan pertumbuhan antara 3%-5% pada 2010.


(res)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Singapura Resesi, Dampaknya Nihil Buat RI?

Tags


Related Articles
Recommendation
Most Popular