Resesi & Minus 41%, Ekonomi Singapura Terparah Sejak Merdeka

Sefti Oktarianisa, CNBC Indonesia
14 July 2020 10:53
Singapura Di Jurang Resesi (CNBC Indonesia TV)
Foto: Singapura Di Jurang Resesi (CNBC Indonesia TV)

Jakarta, CNBC Indonesia - Ekonomi negara tetangga Indonesia, yaitu Singapura, jatuh ke jurang resesi. Setelah dalam kuartal II-2020 ini, pertumbuhan ekonominya minus lebih dari 40%. Ekonomi Singapura terhantam parah pandemi virus corona (Covid-19).

Singapura selama ini sangat bergantung pada sektor perdagangan dan jasa. Kementerian Perdagangan Singapura hari ini mengumumkan, ekonomi di kuartal II-2020 minus 41,2% dibandingkan kuartal I-2020. Sementara dibandingkan kuartal II-2019, ekonomi Singapura pada kuartal II-2020 minus 12,6%.

Dilansir dari AFP, Selasa (14/7/2020), para analis mengatakan kinerja ekonomi Singapura di kuartal II-2020 merupakan angka kuartalan terparah yang pernah ada sejak Singapura merdeka 55 tahun lalu.

Negara tersebut masuk ke dalam jurang resesi, karena pertumbuhan ekonominya minus dalam dua kuartal berturut-turut. Terakhir kali Singapura mengalami resesi pada 2009, saat terjadi krisis keuangan global.



Resesi yang dialami Singapura menjadi alarm bagi negara-negara di wilayah Asia Tenggara. Karena banyak negara yang perdagangannya juga bergantung pada Singapura.

"Ini merupakan angka kuartalan terparah dalam sejarah 55 tahun Singapura. Namun ini bukan kejutan, karena Singapura memang sangat tergantung pada perdagangan barang dan jasa," ujar Ekonom dari CIMB Private Banking, Song Sen Wun.

Kementerian Perdagangan Singapura mengatakan, kontraksi ekonomi yang dalam ini disebabkan oleh pembatasan aktivitas pada April hingga awal Juni 2020 untuk menahan penyebaran virus corona, termasuk penutupan banyak bisnis dan aktivitas ekonomi.

Secara figur, sektor konstruksi di Singapura pada kuartal II-2020 terkontraksi atau minus 54,7% dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya. Atau minus 95,6% dibandingkan kuartal sebelumnya.

Sektor jasa minus 13,6% dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya, karena sektor pariwisata terhantam akibat pembatasan aktivitas.



Namun, sektor manufaktur tercatat masih tumbuh positif 2,5% dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya. Ini karena pertumbuhan sektor manufaktur biomedikal.

Singapura memang melakukan pengetatan kegiatan untuk mencegah penyebaran virus corona, dengan melakukan tes dan melacak jejak orang yang terinfeksi virus corona.

Pemerintah negara tersebut juga sudah mengguyur paket stimulus senilai US$ 72 miliar atau lebih dari Rp 1.000 triliun.

Saat ini ekonomi Singapura mulai kembali berjalan, setelah pembatasan aktivitas mulai dilonggarkan Juni lalu. Meskipun sektor industri pariwisata masih akan menderita karena pandemi.


(wed/wed)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Singapura Resesi, Ini Untung dan Buntungnya Buat RI

Tags


Related Articles
Recommendation
Most Popular