Internasional

Urgent! Kasus Covid Global Nambah 1 Juta Dalam 5 Hari

Rehia Sebayang, CNBC Indonesia
14 July 2020 09:10
Infografis: Tips Sehat WHO buat Lawan COVID-19
Foto: Infografis/Tips Sehat WHO buat Lawan COVID-19/Arie Pratama

Jakarta, CNBC Indonesia - Jumlah orang yang terinfeksi virus corona (Covid-19) di seluruh dunia mencapai 13 juta pada hari Senin (13/7/2020). Menurut penghitungan Reuters, itu berarti ada tambahan satu juta kasus hanya dalam lima hari.

Dari Worldometers, angka tepatnya kasus per Selasa ini sudah ada sebanyak 13.234.653. Di mana angka kematian mencapai 575.466 korban jiwa.

Menanggapi pesatnya penambahan kasus dan kematian, Kepala Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) Tedros Adhanom Ghebreyesus mengatakan dunia tampaknya tidak akan bisa kembali "normal" dalam waktu yang cukup lama, terutama jika tindakan pencegahan diabaikan.

"Biarkan saya berterus terang, terlalu banyak negara menuju ke arah yang salah, virus tetap menjadi musuh publik nomor satu," katanya dalam sebuah pengarahan virtual dari kantor pusat WHO di Jenewa, Swiss, dikutip Selasa (13/7/2020).

"Jika dasar-dasar itu tidak diikuti, satu-satunya cara pandemi ini akan berlangsung, pandemi akan menjadi semakin buruk. Tetapi tidak harus seperti ini."

Sebelumnya, dalam perhitungan global Reuters yang mengacu pada laporan pemerintah, diketahui bahwa wabah asal Wuhan, China ini mengalami penyebaran tercepat di Amerika Latin. Secara total, seluruh Amerika memiliki lebih dari setengah kasus Covid-19 dunia dan setengah dari total kematian global.

Bahkan, Amerika Serikat (AS) yang telah memiliki lebih dari 3,3 juta kasus yang dikonfirmasi sejauh ini, masih mengalami peningkatan besar kasus infeksi Covid-19. Penambahan kasus utamanya terjadi di negara bagian Florida, di mana adar lebih dari 15.000 kasus baru dalam 24 jam pada hari Minggu. Angka kasus baru negara bagian ini mengalahkan kasus total Korea Selatan yang sudah melaporkan infeksi sejak akhir tahun lalu.

Menurut media ini, infeksi virus corona meningkat di sekitar 40 negara bagian AS dalam dua minggu terakhir.

Namun Presiden AS Donald Trump dan pejabat Gedung Putih telah berulang kali mengatakan penyakit ini terkendali dan sekolah harus dibuka kembali pada musim gugur. Keputusan itu pun mendapat kritik dari pejabat Gedung Putih lainnya.

"Presiden dan pemerintahannya mengacaukan kesehatan anak-anak kita," kata Ketua DPR Nancy Pelosi pada program "State of the Union" CNN International.

"Kita semua ingin anak-anak kita kembali ke sekolah, orangtua dan anak-anak. Tetapi mereka harus kembali dengan selamat."

Di sisi lain, berbagai negara di benua lainnya seperti Australia dan Inggris juga terus mencatatkan kasus-kasus baru, memaksa beberapa wilayah mereka untuk kembali menerapkan penguncian (lockdown). Di Asia, Hong Kong juga semakin memperketat aturan pembatasannya demi mencegah gelombang baru wabah terjadi.

Di Brasil, kasus juga naik gila-gilaan tanpa adanya langkah pencegahan yang tepat, di mana 1,86 juta orang telah dinyatakan positif, termasuk Presiden Jair Bolsonaro. Lebih dari 72.000 orang di negara itu telah meninggal akibat virus yang belum memiliki vaksin ataupun obatnya ini.

Di Spanyol, pemerintah negara telah kembali mendesak warga Catalonia untuk tetap tinggal di rumah (stay at home) karena kasus-kasus baru terus melonjak. Aturan itu kembali diumumkan padahal Spanyol, yang telah menjadi salah satu negara Eropa yang paling terpukul oleh virus corona, baru mencabut kuncian (lockdown) nasionalnya bulan lalu, ketika pandemi itu terlihat telah terkendali.

Di China, pusat awal wabah ditemukan, kasus juga naik pesat. Menurut Reuters, setelah kasus pertama dilaporkan di negara itu pada Desember lalu, butuh tiga bulan untuk mencapai satu juta kasus. "Tetapi hanya butuh lima hari untuk naik menjadi 13 juta kasus dari 12 juta." jelasnya.


(res/res)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article 28 Negara Terjangkit Virus Corona, WHO Mulai Was-was!

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular