Kapan Chevron Ngebor Blok Rokan? Ini Penjelasan SKK Migas

Anisatul Umah, CNBC Indonesia
13 July 2020 20:31
blok rokan
Foto: detikFinance/Muhammad Idris

Jakarta, CNBC Indonesia - Blok Minyak Raksasa Rokan bakal diambil alih oleh PT Pertamina (Persero) pada Agustus 2021 dari PT Chevron Pacific Indonesia (CPI). Agar tidak bernasib seperti Blok MahakamĀ  yang terus turun, perlu ada investasi untuk pengeboran demi menjaga produksi.

Menanggapi hal ini, Kepala Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) Dwi Soetjipto mengatakan saat ini sedang dilakukan audit lingkungan oleh Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK). Setelah dilakukan audit akan ada hitung-hitungan untuk perbaikan lingkungannya.

SKK Migas menargetkan Chevron bakal mengebor Blok Rokan pada Bulan November mendatang. "Targetnya tadinya November, saat ini posisi sedang dalam audit lingkungan. Iya rencana awal November mudah-mudahan," ungkapnya selepas Rapat Dengar Pendapat (RDP) dengan Komisi VII DPR RI, Senin, (13/07/2020).

Investasi daripada Chevron, akan berdampak baik bagi PT Pertamina (Persero) saat proses ambil alih tahun depan. "Nanti pada saat ambil alih bisa lebih smooth, untuk menahan produksi juga. Lalu kemudian bagi Indonesia adalah investasi paling nggak," jelasnya.

External Affairs Advisor, Asia Pacific Cam Van Ast mengatakan PT. Chevron Pacific Indonesia (CPI) terus-menerus melibatkan para pemangku kepentingan yang relevan untuk memastikan transisi operasi Rokan pada bulan Agustus 2021.

Pihaknya menyampaikan terima kasih atas arahan dan inisiatif pemerintah dalam memberikan solusi untuk berinvestasi guna mengoptimalkan produksi minyak nasional.

"Saat ini, kami berkolaborasi secara intensif dengan SKK Migas untuk mempersiapkan implementasi teknis," ucapnya kepada CNBC Indonesia, Senin, (13/07/2020).

Hal senada disampaikan Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi yang menyebut Chevron Pacific Indonesia (CPI) bakal mengebor di Blok Rokan pada tahun ini tepatnya pada bulan November mendatang. Hal ini disampaikan oleh Deputi Bidang Koordinasi Kedaulatan Maritim dan Energi Kemenko Marves Purbaya Yudhi Sadewa.

"Harusnya November ada peluang untuk mulai bor," ungkapnya, Sabtu, (11/07/2020).

Menurutnya, menjaga kapasitas produksi migas nasional di Blok Rokan sangat penting, sehingga diperlukan investasi untuk drilling.

Terkait biaya investasi yang akan ditanggung pemerintah, konteksnya sesuai dengan skema Production Sharing Contract (PSC) Blok Rokan. Di mana pihak yang akan melakukan investasi drilling adalah Kontraktor Kontrak Kerjasama (KKKS) Migas dalam hal ini CPI.

"Namun nilai investasi itu akan diperhitungkan dalam skema cost recovery, di mana Pemerintah akan mengembalikan biaya investasi yang dilakukan KKKS Migas, jadi maksud kami dalam investasi tersebut Pemerintah tetap berkontribusi sesuai skema PSC," jelasnya.

Terkait dengan rencana investasi Purbaya menyebut CPI dan SKK Migas sudah melakukan komunikasi intensif dan akan menandatangani dokumen kesepakatan serta penyesuaian atas PSC, di mana skema investasi di masa transisi saat ini akan dicantumkan.

"Sejauh menyangkut proposal investasi, SKK sudah menerima proposal dari CPI untuk investasi senilai US$ 152 Juta untuk drilling 104 sumur di tahun 2020 dan 2021 hingga berakhirnya kontrak WK Rokan di Agustus 2021."

Diskusi yang tengah dilakukan oleh SKK Migas dan CPI saat ini adalah terkait dengan pemenuhan tanggung jawab pemulihan lingkungan paska operasi CPI, untuk Abandonment and Site Restoration (ASR) dan Tanah Terkontaminasi Minyak (TTM) sesuai ketentuan perundangan.

Lebih lanjut ia mengatakan audit lingkungan ini diperlukan untuk menentukan besaran kebutuhan sumber daya yang harus dipenuhi untuk menyelesaikan kewajiban pemulihan lingkungan CPI. Ini adalah isu yang terkait dengan investasi CPI di masa transisi karena CPI juga menginginkan tidak ada lagi beban yang tersisa sebagai kewajiban CPI terkait tanggung jawab paska operasi.

"Harapan pemerintah adalah transisi Blok Rokan dapat berjalan lancar melalui investasi di masa transisi dan kewajiban pemulihan lingkungan paska operasi juga dapat dilaksanakan dengan dana yang cukup sehingga ketika Pertamina mengambil alih optimasi produksi terjaga dan Pertamina tidak dibebani," jelasnya


(hoi/hoi)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Chevron Siapkan Rp 2,3 T Buat Bor Blok Rokan Akhir Tahun

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular