Prabowo Genjot Alutsista NKRI, Pabrik Bom Malang Jadi Andalan

Muhammad Choirul Anwar, CNBC Indonesia
13 July 2020 13:33
Kunjungan menteri pertahanan ke PT Pindad di Bandung.
Foto: Kunjungan Menteri Pertahanan Letnan Jenderal TNI (Purn) Prabowo Subianto ke pabrik milik PT Pindad (Persero) beberapa waktu lalu (Screenshoot Instagram @rizky_irmansyah)

Jakarta, CNBC Indonesia - Menteri Pertahanan Letnan Jenderal TNI (Purn) Prabowo Subianto mendorong pengembangan alutsista buatan dalam negeri. Tak hanya mengandalkan BUMN, perusahaan swasta juga bakal digenjot untuk terlibat menggairahkan industri pertahanan.

"Saya lihat banyak potensi. Ini kan sebenarnya soal keseriusan dari pemerintah, artinya Kementerian Pertahanan. Jadi saya bersama Pak Menteri Pertahanan Pak Prabowo, itu sudah sangat concern untuk kemampuan dalam negeri," kata Wakil Menteri Pertahanan (Wamenhan) Sakti Wahyu Trenggono, dalam sebuah wawancara khusus bersama CNBC Indonesia, Jumat (10/7/2020).

Dia menyebut, banyak perusahaan swasta dalam negeri yang selama ini sebenarnya punya kompetensi di bidang pertahanan. Salah satu yang bakal jadi andalan adalah PT Sari Bahari yang berbasis di Malang, Jawa Timur.

"Kalau ini sebetulnya sudah banyak yang bisa, swasta juga banyak, seperti kayak bikin bom yang sampai 60 kilogram, 100 kilogram, PT Sari Bahari yang di Malang itu sudah bisa," ujar Trenggono.

Hanya saja, dia mengakui bahwa selama ini masih banyak komponen produksi yang diambil dari luar negeri alias impor. Karenanya, Trenggono mendorong agar produksi peralatan perang di Indonesia juga memaksimalkan komponen dalam negeri.



Dikatakan, maksimalisasi komponen dalam negeri juga berdampak positif pada roda perekonomian Indonesia. Artinya, dia ingin sekali dayung, dua-tiga pulau terlampaui.

"Kalau seluruh kementerian berpikir bagaimana kita mengurangi ketergantungan impor, ketergantungan itu bisa kita kendalikan, yang terjadi adalah kita negara jadi kuat. Kayak China kan. China penduduknya 1,5 miliar bayangin dia begitu kaya karena nggak ada impor dia. Selalu impornya lebih sedikit daripada ekspornya," kata Trenggono.

Di sisi lain, dia menjelaskan bahwa secara filosofis, produksi dalam negeri punya keuntungan khusus. Hal itu yang tidak bisa didapatkan jika peralatan perang didapat dari luar negeri.

"Kalau kita tidak membangun kompetensi atau kemampuan itu kan kebaca sama orang, sama lawan, sama negara lain," ujar Trenggono.

Dia kembali menegaskan bahwa Indonesia sudah mampu memproduksi beberapa jenis alutsista, seperti kendaraan tempur, kapal fregat, atau drone. Selain itu, teknologi radar pelacak juga Indonesia telah mumpuni mengembangkannya.

"Nah itu semua harus menjadi kemampuannya kita. Lalu kemudian radar gimana radar, ground controlled intercept (GFI) misalnya, dia bisa mendeteksi even lalat lewat saja kena. Itu teknologi IT, harusnya kita bisa cepat itu. Ini kita genjot terus," kata Trenggono.


(miq/miq)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Selain Maung, Ini Rencana Prabowo Garap Alutsista Made in RI

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular