Rusun di DKI Makin Mahal, Milenial Terpaksa di Pinggir Kota

Ferry Sandi, CNBC Indonesia
10 July 2020 20:15
The Wallich Residence bangunan tertinggi di Singapura yang terletak di dalam Tanjong Pagar Centre. (CNBC/Everett Rosenfeld)
Foto: The Wallich Residence bangunan tertinggi di Singapura yang terletak di dalam Tanjong Pagar Centre. (CNBC/Everett Rosenfeld)

Jakarta, CNBC Indonesia - Harga rumah di pusat kota seperti Jakarta yang berlokasi strategis umumnya sudah berada di label miliaran rupiah. Generasi milenial yang baru memulai pekerjaan dinilai sulit untuk menggapainya. Mau tidak mau, pilihan realistis adalah pindah ke kawasan dengan harga tanah dan rumah yang lebih miring, yakni pinggiran kota.

"Kalau dilihat dari jumlah populasi, saat ini kebutuhan besar namun hambatan harga yang tinggi. Jangankan milenial, keluarga yang lebih tua seperti gen x atau sebelumnya sulit menebus properti di Jakarta. Buat sebagian kalangan sudah terlalu tinggi," sebut Director Research Consultancy Savills Indonesia Anton Sitorus kepada CNBC Indonesia, Jumat (10/7).

Solusi paling realistis adalah mencari rumah di pinggiran ibukota. Harga yang cenderung masih terjangkau bisa menjadi alasan. Jika alasannya sulit mobilisasi, maka itu akan diselesaikan dengan sistem transportasi yang baik dari hari ke hari.

"Sekarang lagi gencar LRT. Semoga itu bisa bantu pengadaan rumah-rumah yang lebih murah. Karena di tengah kota nggak mungkin. Ya susah bangun hunian murah di tengah kota," papar Anton.

Apalagi, pembangunan jalan dan penghubung juga terus masif belakangan. Ditambah transportasi umum yang memadai, maka sudah seharusnya generasi milenial berkompromi untuk mau tinggal di pinggiran dengan catatan mencari lokasi akses transportasi umum yang memadai.

"Misal di Bogor, kalau dengan LRT 30 menit saya rasa lebih baik gitu. Dibanding misal tinggal di Rawamangun, kerja di Sudirman tetap butuh 30-40 menit juga. Jadi buat kaya saya nggak terlalu masalah di kota atau nggak yang penting jarak tempuh saya bisa cepat," jelas Anton.

Harga hunian di Jakarta memang sudah sangat tinggi, untuk rusan bagi masyarakat berpenghasilan rendah saja terus naik. Rata-rata dari harga jual hunian per meter persegi di 2020 sebesar Rp 11,2 juta. Rumah susun di Jakarta Pusat yang paling mahal yakni mencapai Rp 11.422.789. 

Artinya untuk mendapatkan rusun dengan luas 36 meter persegi maka harus menebus dengan harga Rp 400 juta lebih.

Bandingkan dengan, harga 2014, misalnya harga per meter di Jakarta Barat masih Rp 8,9 juta/meter, Jakarta Selatan Rp 9,2 juta/meter, Jakarta Timur Rp 8,8 juta/meter, Jakarta Utara Rp 9,6 juta/meter, dan Jakarta Pusat Rp 9,3 juta/meter.


(hoi/hoi)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Infrastruktur Jokowi Jalan Terus, 34 Rusun Baru Dibangun

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular