Wamenhan Yakin Pandemi Covid-19 Sebenarnya adalah Perang

Muhammad Choirul Anwar, CNBC Indonesia
10 July 2020 16:44
Wamenhan Evaluasi Pengadaan 3 Kapal Selam Baru. (CNBC Indonesia/Ferry Sandi)
Foto: Wamenhan Evaluasi Pengadaan 3 Kapal Selam Baru. (CNBC Indonesia/Ferry Sandi)

Jakarta, CNBC Indonesia - Wakil Menteri Pertahanan (Wamenhan) Sakti Wahyu Trenggono mengungkap pentingnya ketahanan pangan yang melatarbelakangi dibangunnya food estate. Dikatakan bahwa langkah ini tidak lepas dari skenario perang masa depan soal ancaman virus, covid-19 termasuk?

Dia lantas menyebut bahwa pandemi Covid-19 bisa jadi merupakan salah satu bentuk peperangan. Peringatan ini sudah disampaikan jauh-jauh hari.

"Pandemi ini, kan waktu saya 25 Oktober (2019) dilantik kan saya pidato. Saya bilang bahwa perang masa depan itu adalah biologis dan virus. Sudah saya ngomong," ujarnya dalam sebuah wawancara khusus bersama CNBC Indonesia, Jumat (10/7/20).

Saat itu, menurutnya masih banyak orang yang sulit mencerna ucapannya. Namun, setelah pandemi Covid-19 berlangsung, ucapan Sakti Wahyu Trenggono terbukti.

"Itu orang-orang sampai (bilang) ngapain sih ngomong penyakit, virus, penyakit, saya ngomong dan kejadian. Saya bilang ini adalah sebetulnya perang," tambahnya.

Kini, dia juga menganalisa lebih lanjut mengenai perbandingan wabah Covid-19 dengan wabah yang pernah terjadi sebelumnya. Dia menyebut, sepanjang sejarah wabah memang kerap terjadi memakan banyak korban.

"Kenapa saya bilang perang, kalau wabah dalam sejarah, wabah itu kan dari 430 tahun sebelum masehi kan juga wabah itu nggak menyeluruh begitu. Dulukan ada MERS yang ratusan juta orang meninggal, terus ada Flu Spanyol korbannya 50 juta. Kan nggak seluruh dunia. Tapi Covid-19 ini nggak ada negara yang nggak kena loh. Bayangin saja," ujarnya.

Dia lantas menyampaikan hipotesis mengenai analisa pertumbuhan ekonomi global dalam 15 tahun terakhir. Dikatakan, China punya pertumbuhan melejit hingga 7%. Begitu pula dengan negara-negara di kawasan ASEAN, juga mengalami pertumbuhan meski tak segencar China.

"Indonesia kira-kira zaman Pak SBY itu 6%, kemudian mulai melambat zaman Pak Jokowi kira-kira 5 koma sekian. Terus di prediksi 2020-2024 kira-kira masih ada di posisi 5 koma."

Sedangkan negara-negara seperti Jepang, menurutnya tak mengalami pertumbuhan yang signifikan, yakni berkisar 2%. Demikian juga Eropa. Bahkan, Amerika Serikat, menurutnya hanya tumbuh 3%.

"Ini sih melihat situasi kayak gitu, yang jagoan-jagoan ekonom, wah nggak akan ada pertumbuhan lagi. Nah situasi itulah dia bikin pertumbuhan baru. Caranya apa, jeblokin seluruh dunia sudah. Dengan namanya new era. Lha new era itu apa sih? Kita itu masih belum tahu loh new era itu. Bayangin kita semua takut, kalau mau ketemu mesti di rapid test, sementara rapid test sendiri kan kita nggak tahu sebenarnya, mesti SWAB dan lain sebagainya," tuturnya.

"Kebayang nggak, airline seluruh dunia down 50%. Indonesia udah bangkrut semua, seperti seluruh airline di dunia. Bayangkan berapa billion dollar," lanjutnya.


(hoi/hoi)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article RI-Ukraina Siap Bikin Kendaraan Tempur, Trenggono Jadi Saksi

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular