
Terungkap di Balik Jokowi Tunjuk Prabowo Garap Lumbung Pangan

Jakarta, CNBC Indonesia - Presiden Joko Widodo (Jokowi) memerintahkan Kementerian Pertahanan (Kemenhan) di bawah Menhan Prabowo Subianto mengomandoi proyek food estate atau lumbung pangan di Kalimantan Tengah (Kalteng). Wakil Menteri Pertahanan (Wamenhan) Sakti Wahyu Trenggono buka-bukaan mengenai kronologi terbitnya tugas khusus ini.
Dia menjelaskan bahwa langkah ini lahir dari sebuah diskusi antara dirinya dengan Menteri Pertahanan (Menhan) Prabowo Subianto. Diskusi ini berbasis pada sebuah filosofi pertahanan.
"Kan gini, pemahaman saya sekarang yang namanya negara atau tentara itu kan senjatanya ada tiga. Satu senjata itu sendiri, yang nomor dua adalah pangan. Dia kalau mau perang, senjatanya canggih nggak ada makanan pasti mati dia. Nomor tiga itu adalah obat-obatan," ujarnya dalam sebuah wawancara khusus bersama CNBC Indonesia, Jumat (10/7/20).
Menurutnya, selama ini Kemenhan lebih banyak fokus pada pengembangan alat utama sistem persenjataan atau alutsista. Sedangkan untuk dua hal lainnya, yakni pangan dan obat-obatan, menurutnya memang belum terlalu tersentuh.
"Saya berpikir, kalau seperti itu back to basic. Orang itu yang paling nyaman adalah ya sudah, orang itu berpikir harus bisa makan. Jadi jangan berpikir kebutuhan sekunder dulu, primernya itu makan," tegasnya.
Sejalan dengan itu, ada pula prediksi krisis pangan yang beberapa kali jadi peringatan berbagai lembaga dunia. Selanjutnya, ekonomi juga tengah terguncang akibat Covid-19.
"Itulah saya berdua sama Menhan diskusi, ketika itu saya diskusi, Menhan bilang wah kita harus membangun pertanian, saya setuju pak. Itu kita simulasikan, saya buatin. Maju kepada presiden," tuturnya.
Gayung bersambut, akhirnya Jokowi memerintahkan Kemenhan mengerjakan food estate. Apalagi, selama ini militer sudah terlalu identik dengan senjata perang, namun belum banyak memikirkan kebutuhan utamanya.
"Padahal ini jauh lebih penting. Basic-nya, kalau senjata kalau makanannya kuat, masih bisa lari bos. Bambu runcing masih bisa menang, makan kenyang, musuh nggak kuat misalnya kan. Jadi kalau bertempur itu berapa lama. Maka ada istilahnya pertempuran gerilya. Perang gerilya itu kan sebetulnya juga karena logistik, bukan karena peralatan tempurnya, kan gitu," urainya.
(hoi/hoi)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Prabowo Borong Traktor Made in Bandung untuk Food Estate