Dear Para Menteri, Ada Kabar Jokowi Nggak Jadi Reshuffle Nih!

Chandra Gian Asmara, CNBC Indonesia
06 July 2020 14:15
Presiden Joko Widodo (BPMI Setpres/Rusman
Foto: Presiden Joko Widodo (BPMI Setpres RI/Rusman)

Jakarta, CNBC Indonesia - Sidang kabinet paripurna yang digelar pada Kamis, 18 Juni 2020, masih menyisakan cerita. Dalam pertemuan tersebut, Presiden Joko Widodo (Jokowi) melontarkan pernyataan yang sangat keras.

Dengan raut wajah memerah dan gestur yang tak biasa, Jokowi meluapkan amarah di depan peserta sidang kabinet yang terdiri dari jajaran menteri Kabinet Indonesia Maju, serta pimpinan lembaga negara lain.

"Bisa saja membubarkan lembaga. Bisa saja reshuffle. Sudah kepikiran ke mana-mana saya," kata Jokowi mempertegas kekecewaannya terhadap kinerja para 'pembantu' maupun lembaga negara lain.

Tak terbendungnya kekesalan Jokowi tak lepas dari kinerja para menteri maupun lembaga tinggi negara yang dianggap masih biasa saja di tengah situasi krisis yang diakibatkan pandemi Covid-19.

"Saya lihat, masih banyak kita ini yang seperti biasa-biasa saja. Saya jengkelnya di situ. Ini apa enggak punya perasaan? Suasana ini krisis! [...] Tindakan kita, keputusan kita, kebijakan kita, suasananya harus suasana krisis. Jangan kebijakan yang biasa saja. Apa-apaan ini?," katanya.

Bak gayung bersambut, isu reshuffle menjadi ramai diperbincangkan publik. Bahkan, muncul sejumlah selebaran 'liar' terkait nama baru yang akan mengisi posisi para anggota Kabinet Indonesia Maju.

Mulai dari pengusaha kawakan Soetrisno Bachir, Sekretaris Jenderal PDIP Hasto Kristiyanto, hingga nama-nama seperti Komisaris Utama PT Pertamina (Persero) Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok dan Ketua Umum Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono (AHY).

Ahok, dalam selebaran tersebut disebutkan akan menggantikan posisi Erick Thohir yang menjabat sebagai Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN). Erick disebutkan akan digeser ke posisi sebagai Menteri Perdagangan.

Sementara itu, AHY dikabarkan akan mengisi posisi Menteri Koperasi dan Usaha Kecil Menengah yang saat ini ditempati oleh Teten Masduki.

CNBC Indonesia sudah mencoba mengonfirmasi Kepala Badan Komunikasi Strategis Dewan Pimpinan Pusat Partai Demokrat Ossy Dermawan terkait kabar itu. Namun sampai berita ini dibuat belum ada respons yang diberikan.



Tak hanya itu, Nadiem Makarim yang saat ini menjabat posisi sebagai Menteri Pendidikan dan Kebudayaan pun dikabarkan akan digantikan oleh Ketua Umum PP Muhammadiyah Haedar Nashir. Kabar ini cukup mengejutkan, lantaran Nadiem merupakan salah satu menteri milenial pilihan Jokowi.

Juru Bicara Presiden Fadjroel Rachman maupun Kantor Staf Kepresidenan sampai saat ini belum memberikan respons terkait bocoran nama-nama tersebut.

Pada hari ini, Menteri Sekretaris Negara Pratikno pun angkat bicara terkait hal itu. Menurutnya, perombakan kabinet saat ini sudah tidak relevan karena teguran yang disampaikan kepala negara sudah ditindaklanjuti.

"Kalau progresnya bagus, ngapain reshuffle? Dengan progres yang bagus ini, reshuffle tidak relevan," tegas Pratikno di Gedung Kementerian Sekretariat Negara, Senin (6/7/2020).

"Sejauh bagus dan terus nggak relevan lagi di reshuffle. Jadi jangan ribut lagi reshuffle karena progres kabinet," lanjutnya.

Pratikno menjelaskan bahwa teguran yang disampaikan Jokowi beberapa waktu lalu tak lepas dari kekecewaan kepala negara kepada jajaran menteri. Namun, kini kekecewaan tersebut sudah ditindaklanjuti para pembantu presiden.

"Mengapa beliau sampaikan teguran keras kepada kita semua, kepada kami agar mempercepat kinerja terutama sekali lagi persoalan ekonomi segera diselesaikan, bansos harus segera sampai pelosok, program pemerintah yang membantu daya beli dipercepat," kata Pratikno.

"Teguran keras tersebut punya arti signifikan. Teguran keras dilaksanakan cepat oleh kabinet. ini progres yang bagus," tegasnya.


(miq/miq)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Mensesneg: Kalau Progresnya Bagus, Ngapain Reshuffle?

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular