Internasional

Xi Jinping & Khamenei Makin Lengket, Ini Buktinya

Rehia Sebayang, CNBC Indonesia
06 July 2020 12:32
Iranian President Hassan Rouhani, right, speaks with media in a joint press conference with his Chinese counterpart Xi Jinping after their meeting at the Saadabad Palace in Tehran, Iran, Saturday, Jan. 23, 2016. Chinese President Xi Jinping, visiting Iran just days after the lifting of international sanctions under a historic nuclear deal, said he hopes for a
Foto: Presiden China Xi Jinping dan Presiden Iran Hassan Rouhani (AP/Ebrahim Noroozi)

Jakarta, CNBC Indonesia - Di tengah panasnya hubungannya dengan Amerika Serikat (AS)Iran dikabarkan semakin mempererat relasinya dengan China. Kedekatan negara Ayatollah Khamenei dan Xi Jinping ini terlihat dari upaya kedua negara yang sedang merundingkan perjanjian 25 tahun.

Ketentuan soal perjanjian itu akan diumumkan setelah kesepakatan tercapai. "Dengan rasa percaya diri dan keyakinan, kami sedang merundingkan kesepakatan strategis 25 tahun dengan China," katanya Menteri Luar Negeri Iran Mohammad Javad Zarif di parlemen, Minggu (5/7/2020) sebagaimana dilaporkan AFP.

Lebih lanjut, Zarif bersikeras bahwa tidak ada rahasia dalam rencana kesepakatan dengan China itu. Negara akan diberi tahu ketika sebuah kesepakatan telah selesai," katanya, seraya menambahkan bahwa niat tersebut telah diumumkan pada Januari 2016 ketika Presiden Xi mengunjungi Teheran.

Di sisi lain, Pemimpin Tertinggi Iran, Ayatollah Ali Khamenei, telah secara terbuka mendukung kemitraan bilateral strategis dengan China. Negeri Panda adalah pasar utama bagi ekspor minyak mentah Iran.

Sementara itu, pengumuman ini disampaikan di saat hubungan Iran-AS kembali memanas. Di mana Pengadilan Iran mengeluarkan surat penangkapan ke Presiden AS Donald Trump.

Pasalnya, Trump dianggap sebagai dalang serangan drone yang menewaskan Pimpinan Pasukan Quds Iran, Jenderal Qasem Soleimani. Iran bahkan meminta interpol untuk membantu menangkap Trump.

Sebelumnya pada 2015, AS-Iran bersama negara-negara besar lainnya telah membuat kesepakatan yang akan memungkinkan Iran untuk membatasi program pengembangan nuklirnya. Namun pada 2018, Trump yang menganggap Iran tidak patuh pada perjanjian, menarik AS keluar dari kesepakatan.

Sejak itu, AS kembali menerapkan sanksi pada Iran. Sanksi itu termasuk melarang negara-negara lain untuk menjalin bisnis dan membeli minyak Iran. Sebagai salah satu negara yang sangat bergantung pada ekspor minyak, sanksi AS itu telah melukai ekonomi Iran, dan akibat itu hubungan kedua negara terus memanas.

Perlu diketahui, Zarif merupakan salah satu tokoh kunci yang banyak menegosiasikan kesepakatan nuklir 2015 dengan kekuatan dunia.


(res)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Iran Eksekusi Mati Mata-Mata AS dan Israel

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular