Bukan Cuma Corona, Hati-hati Demam Berdarah Juga Mewabah!

Rahajeng Kusumo Hastuti, CNBC Indonesia
03 July 2020 19:05
Reisa Broto Asmoro - Tim Komunikasi Publik Gugus Tugas
Foto: Reisa Broto Asmoro - Tim Komunikasi Publik Gugus Tugas

Jakarta, CNBC Indonesia- Tim Komunikasi Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Reisa Broto Asmoro mengingatkan bahaya peningkatan kasus demam berdarah dengue (DBD) di masa pandemi Covid-19. Apalagi belakangan kasus demam berdarah terus bertambah bersamaan dengan peningkatan pasien akibat corona.

"DBD adalah salah satu tantangan berat pmerintah. Dalam 27 minggu selama 2020 jumlah kasus DBD mencapai 70 ribu kasus dengan kematian hampir 500 orang. Puncak kasus DBD biasanya menjelang pertengahan tahun seperti sekarang," kata Reisa, Jumat (03/07/2020).

Adapun wilayah dengan kasus DBD yang tinggi juga memiliki kasus Covid-19 yang tinggi yakni Jawa Barat, Lampung, NTT, Jawa Timur, Jawa Tengah, DIY Yogyakarta, dan Sulawesi Selatan. Pasien yang terinfeksi Covid-19 pun bisa terindeksi DBD lagi sehingga bisa menimbulkan risiko yang tinggi.

"Di tengah pandemi ini kita juga harus menekan angka penyebaran DBD. Petugas kesehatan yang biasa memantau ke rumah-rumah kinerjanya terhambat selama pandemi. Kegiatan rutin 1 bulan sekali jadi terhambat akibat Covid-19," katanya.

Dengan memasuki new normal, Reisa menegaskan masyrakat harus lebih waspada pada penyebaran DBD karena gejala muncul biasanya pada 4-10 hari setelah digigit nyamuk penyebar virus dengue. Selain itu, belum ada obat yang bisa menyembuhkan penyakit ini secara menyeluruh tetapi hanya meringankan gejalanya.

"DBD belum ada obat yang spesifik, pemberian obat hanya untuk meringankan gejala. Dalam adaptasi kebiasaan baru dengan ada pembagian waktu kerja memberikan kita waktu untuk melakukan pemberantasan nyamuk," ujar Reisa.


(dob/dob)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Setahun Pandemi Covid-19 RI Dalam Bidikan Lensa

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular