
Sudah Pangkas Pekerja, Garuda Hanya Angkut 16% Penumpang

Jakarta, CNBC Indonesia - Pandemi Covid-19 membuat bisnis penerbangan terpuruk termasuk saat ekonomi sudah dibuka melalui PSBB transisi. Dampaknya pengurangan pekerja dan sejumlah efisiensi harus dilakukan maskapai demi mempertahankan roda perusahaan.
Direktur Utama PT Garuda Indonesia Irfan Setiaputra mengaku, minat penumpang untuk terbang masih jauh dari kata normal.
"Sebenarnya sudah meningkat tapi belum signifikan. Ya sekitar jadi 16%-an, jadi masih jauh lah kalau dibandingkan tahun lalu," ujarnya kepada CNBC Indonesia, Kamis (2/7/20).
Kendati masih sepi penumpang, dia menegaskan bahwa sejauh ini Garuda belum mengambil kebijakan pemutusan hubungan kerja (PHK) karyawan. Namun, yang ada adalah tak lagi memperpanjang kontrak pekerjaan berstatus perjanjian kerja waktu tertentu (PKWT).
"Nggak, kita nggak ada PHK kok. yang ada itu adalah teman-teman yang status karyawannya kontrak kita percepat dan kita tunaikan kewajiban kita. Jadi nggak ada pemutusan hubungan kerja," urainya.
Ia menjelaskan bahwa efisiensi juga dilakukan dengan menghentikan sejumlah layanan yang selama ini membutuhkan tenaga kerja dari anak-anak perusahaannya.
"Kan aktivitas kita banyak kita lakukan lewat anak perusahaan. Kontrak kita dengan anak perusahaan, jadi ya memang kita ada kontrak dalam bentuk kerjaan. Itu memang tentu saja dengan jumlah pekerjaan yang berubah, teman-teman di anak perusahaan mengambil keputusan sendiri sendiri sesuai dengan kebutuhan dia," katanya.
Irfan mengatakan keterlibatan pekerja di anak perusahaan juga berkurang. Namun dia tak merinci jumlah pemangkasan tersebut.
"Karena jumlah penumpang dan penerbangan kita juga berkurang tentu saja ada implikasi dari pada bisnis yang kita berikan ke anak perusahaan," urainya.
Ia berharap ada pergerakan signifikan dari okupansi penumpang. Menurutnya, salah satu syarat yang paling penting saat ini adalah mengembalikan kepercayaan publik agar yakin bahwa naik pesawat Garuda aman dan nyaman.
"Orang terbang mencoba melihat dulu situasi. Jadi kita mesti memastikan bahwa teman-teman yang naik pesawat aman. Kita berharap secepatnya yang angka 16% itu bisa secepatnya naik. Karena kalau terlalu lama kembali ke angka 100% kan juga jadi masalah buat kita," tandasnya.
Sebelumnya, Irfan Setiaputra sempat bicara mengenai pengurangan pekerja. Dia bilang kontrak pilot-pilot dituntaskan lebih awal dari jangka waktu yang ada di kontrak. "Total yang akan diselesaikan kontraknya 135 pilot dari total pilot dan co-pilot 1.400-an. Jadi ini yang saya bisa sampaikan," kata Irfan dalam konferensi pers virtual, Jumat (5/6/2020).
(hoi/hoi)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Dampak Libur Panjang, Jumlah Penumpang Garuda Rekor!