
Food Estate Jokowi Ditargetkan Bisa Panen Akhir Tahun

Jakarta, CNBC Indonesia - Projek pembuatan kawasan food estate atau lumbung pangan di Kalimantan Tengah akan dimulai dalam beberapa bulan ke depan. Proyek ini didorong oleh Presiden Jokowi untuk mengantisipasi krisis pangan.
Kepala Badan Ketahanan Pangan Kementerian Pertanian (Kementan) Agung Hendriadi mengungkapkan saat ini pihaknya tengah menggodok sejumlah persiapan. Meski baru direncanakan pada pertengahan tahun, tapi hasilnya ditargetkan bisa dicapai tahun ini.
"Kita sudah perencanaan-perencanaan lintas sektor di bawah koordinasi Menko Perekonomian, (Menteri) PUPR dan sebagainya. Pertanaman pertama kira-kira bulan September atau Oktober, diharapkan akhir tahun panen," kata Agung kepada CNBC Indonesia, Kamis (2/7).
Lahan yang disiapkan di Kalimantan Tengah tersebut memiliki potensial seluas 295.500 hektare. Namun pemerintah fokus terlebih dahulu ke lahan 165 ribu hektare. Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Basuki Hadimuljono sebelumnya menyebut itu sebagai eks lahan gambut, namun Agung memiliki istilah lain.
"Yang akan kita kembangkan di lahan rawa. Lebih tepatnya kita sebut lahan rawa. Di Kalteng itu tahun 2020 kita fokus pada intensifikasi yang 30 ribu hektare. Salah satu upaya kita tingkatkan buffer stock kita. Nah itu 2020 yang 30 ribu hektare bertahap. Nanti sampai 2022 dan sebagainya total mungkin total 165 ribu hektare. Tahapan-tahapannya dikerjakan selama tahun-tahun tersebut," ungkap Agung.
Sebelumnya, Presiden telah memutuskan "food estate" berada di Kalteng. Secara khusus, Jokowi memerintahkan sejumlah menterinya untuk menggarap food estate secara bersama-sama.
Menteri-menteri yang terpilih tersebut adalah, Menteri Pertahanan Letnan Jenderal TNI (Purn) Prabowo Subianto, Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Basuki Hadimuljono, dan Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir. Rencana Jokowi ini diungkapkan Basuki dalam rapat kerja bersama Komisi V DPR RI, Rabu (24/6/2020).
"Telah diputuskan Bapak Presiden, tadinya ada tiga alternatif di Sumatera Selatan, Merauke, dan Kalimantan Tengah. Diputuskan dipilih di Kalteng di eks lahan gambut. Tapi ini yang tidak ada gambutnya, ini adalah aluvial," kata Basuki.
Basuki menjelaskan, proyek ini bakal dikerjakan di sekitar Sungai Barito di atas lahan seluas 165 ribu hektare. Di kawasan tersebut, Basuki menjelaskan, sebenarnya terdapat potensi pembukaan lahan seluas 295.500 hektare, namun pihaknya kini masih fokus di 165 ribu hektare.
Selama ini, lahan 165 hektare tersebut sudah pernah dibuka sebagai persawahan namun tak terawat dengan baik. Inilah yang akan dijadikan food estate.
"Jadi di bagian pinggir Sungai Barito sebanyak 165 ribu hektare. Di sana ada 165 ribu hektare eks kawasan gambut PLG yang berupa aluvial. Potensi wilayahnya 295.500 hektar, namun yang sudah dicetak sawah dan sudah ada jaringan irigasinya seluas 165 ribu hektare," kata Basuki.
"Dengan menggerakkan BUMN, Menhan juga termasuk untuk bisa ikut, karena menurut beliau, ini adalah program ketahanan non-militer," katanya.
(hoi/hoi)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Buwas Buka-Bukaan Soal Defisit Pangan di RI