
Ternyata Oh Ternyata, Ekonomi RI Boros & Tidak Efisien
Chandra Gian Asmara, CNBC Indonesia
30 June 2020 17:53

Jakarta, CNBC Indonesia - Perekonomian Indonesia sampai saat ini masih terbilang 'boros' dan tidak efisien, lantaran tingginya biaya berinvestasi di dalam negeri. Ini terlihat dari angka Incremental Capital Output Ratio (ICOR) yang cukup tinggi.
Hal tersebut dipaparkan secara komprehensif dalam dokumen Kerangka Ekonomi Makro dan Pokok-Pokok Kebijakan Fiskal Tahun 2021 yang bertajuk Percepatan Pemulihan Ekonomi dan Penguatan Reformasi, seperti dikutip CNBC Indonesia, Selasa (30/62020).
"Investasi saat ini diperhadapkan pada tingginya biaya investasi hingga lemahnya daya saing kita untuk penyerapan modal investasi maupun pengelolaan di tingkat output," tulis penjelasan Kementerian Keuangan.
Nilai ICOR yang tinggi mengartikan bahwa pemanfaatan investasi yang masuk untuk menstimulus pertumbuhan ekonomi secara tidak efisien.
"Walaupun seharusnya tidak berdampak secara langsung, tapi masa keemasan komoditas dimana terjadi kenaikan harga-harga komoditas (comodity boom) seperti CPO, mineral, batubara, dan lainnya yang berakhir pada tahun 2012 dalam berbagai analisis dianggap sangat mempengaruhi pertumbuhan ekonomi," kata Kemenkeu
Namun setelah comodity boom tersebut, upaya hilirisasi komoditas yang dilakukan berjalan di tempat sehingga belum berhasil untuk menjaga perlambatan ekonomi. Selain itu, ada beberapa faktor yang menyebabkan terjadinya tingkat ICOR tinggi yaitu faktor inovasi teknologi dan kualitas sumber daya manusia.
"Meningkatnya nilai ICOR disebabkan semakin turunnya penilaian kesiapan teknologi dan kapasitas berinovasi Indonesia dalam memanfaatkan investasi yang masuk,"
Sejak tahun 2011 hingga 2015, terjadi kenaikan rasio ICOR secara konsisten dan sempat mengalami perbaikan di tahun 2016 dan secara bertahap hingga tahun 2018. Namun tahun 2019, skor ICOR yang dimiliki Indonesia kembali memburuk.
Setelah mengalami perbaikan sejak tahun 2016 dan berlanjut hingga tahun 2018. Tahun 2019, ICOR Indonesia mencapai 6,77 lebih buruk dari tahun 2018 yaitu sebesar 6,44.
"ICOR tersebut cukup tinggi dibandingkan dengan negara peer-nya seperti Malaysia, Filipina, Thailand, dan Vietnam sedang mendekati kisaran angka ideal sebesar 3%,"
(dru)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Realisasi APBN Januari 2020: Pertumbuhan Utang Negatif, Top!
Most Popular