Kenapa Sih Ekonomi RI Selalu Mentok di 5%, Kapan Meroketnya?

Chandra Gian Asmara, CNBC Indonesia
30 June 2020 15:38
[DALAM] Neraca Dagang
Foto: Arie Pratama

Jakarta, CNBC Indonesia - Kementerian Keuangan (Kemenkeu) menjabarkan alasan yang menjadi biang kerok kenapa pertumbuhan ekonomi Indonesia dalam beberapa tahun terakhir hanya bergerak di sekitar 5%.

Hal tersebut dipaparkan secara komprehensif dalam dokumen Kerangka Ekonomi Makro dan Pokok-Pokok Kebijakan Fiskal Tahun 2021 yang bertajuk Percepatan Pemulihan Ekonomi dan Penguatan Reformasi, seperti dikutip CNBC Indonesia, Selasa (30/62020).

"Terlepas dari dampak pandemi Covid-19, kinerja perekonomian nasional selama ini masih menghadapi isu struktural yang menghambat proses transformasi ekonomi," tulis penjelasan Kementerian Keuangan.

Menurut Kemenkeu Kinerja sektor tradable (pertanian, pertambangan, dan industri pengolahan) bergerak lamban sementara sektor non-tradable tumbuh relatif tinggi dan masih mampu menopang laju pertumbuhan ekonomi nasional di kisaran 5%.

Rendahnya pertumbuhan sektor tradable yang telah berlangsung cukup lama menyebabkan pertumbuhan potensial mengalami penurunan. Berbagai analisis terkait output potensial menunjukkan bahwa potensi pertumbuhan hanya sekitar 5%.

"Menurun jika dibandingkan estimasi pertumbuhan ekonomi di awal 2010 yang ada di kisaran 6%."

Dari sisi struktur ekonomi, kinerja manufaktur patut menjadi perhatian utama karena peranannya terus menurun sejak awal tahun 2000-an. Pasca krisis ekonomi 1997/1998, berbagai faktor menahan kinerja manufaktur nasional, termasuk kondisi boom komoditas.

"Apresiasi nilai tukar riil Rupiah terhadap dolar Amerika Serikat pada masa boom menyebabkan ekspor produk hasil manufaktur mengalami penurunan daya saing," kata Kemenkeu.

"Dampaknya, diversifikasi ekspor dalam satu dekade terakhir relatif tidak terjadi dan hingga saat ini Indonesia masih mengandalkan sektor komoditas seperti batubara dan CPO sebagai komoditas unggulan ekspor,"

Sementara itu, lanjut Kemenkeu, sektor non-tradable memang masih tumbuh di atas rata-rata nasional terutama didorong oleh kinerja sektor-sektor yang berbasis teknologi informasi, seperti aktivitas e-commerce, transportasi, dan teknologi finansial.

Meski demikian di sisi lain, sektor jasa juga masih diisi oleh sektor jasa-jasa informal serta usaha mikro, kecil dan menengah yang tingkat produktivitasnya masih rendah serta rentan terhadap guncangan seperti yang terjadi di kala wabah COVID-19 melanda saat ini.

"Isu struktural ini mengharuskan adanya upaya reformasi struktural untuk mengakselerasi transformasi ekonomi. Aspek utama yang perlu diperbaiki adalah mengembalikan peranan sektor tradable dalam menopang kinerja perekonomian nasional."


(dru)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Jokowi Terbitkan Aturan Khusus untuk Sri Mulyani, Apa Itu?

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular