Internasional

China Lockdown Satu Kota Lagi, 400 Ribu Orang Dikarantina

Rehia Sebayang, CNBC Indonesia
29 June 2020 17:35
People wearing face masks to protect against the new coronavirus stop at a checkpoint outside the Xinfadi wholesale food market district in Beijing, Saturday, June 13, 2020. Beijing closed the city's largest wholesale food market Saturday after the discovery of seven cases of the new coronavirus in the previous two days. (AP Photo/Mark Schiefelbein)
Foto: AP/Mark Schiefelbein

Jakarta, CNBC Indonesia - Otoritas China telah menerapkan kuncian (lockdown) di wilayah Anxin, di provinsi pusat Hebei setelah menemukan 18 kasus baru virus corona (COVID-19). Sekitar 400.000 orang terdampak aturan yang diterapkan pada Minggu (28/6/2020) tersebut.

"Semua desa, komunitas dan bangunan akan sepenuhnya ditutup di Anxin. Keluarga hanya diizinkan mengirim satu orang per rumah tangga ke luar untuk membeli persediaan sekali sehari - dan semua kendaraan dari luar wilayah dilarang." kata pejabat setempat dalam sebuah pernyataan, sebagaimana dilaporkan CNN International.

Langkah yang ditempuh pemerintah China itu bertujuan untuk mencegah terjadinya gelombang kedua. Juga bertepatan dengan saat kasus corona dunia terus meningkat pesat, di mana angka kematian global akibat COVID-19 telah melampaui 500.000 jiwa.

Menurut Wordlometers, ada sebanyak 10.267.259 kasus corona secara global per Senin, di mana 504.757 orang meninggal dunia dan 5.568.672 orang sembuh. Sementara di China secara nasional sudah ada 83.512 kasus, dengan 4.634 kematian dan 78.460 sembuh.

Wilayah Anxin yang dikunci sendiri terletak sekitar 150 kilometer di selatan Beijing, ibu kota China yang sebelumnya melaporkan lonjakan kasus baru yang cukup signifikan beberapa pekan lalu.

Pada saat kasus corona Beijing ditemukan, pihak berwenang setempat juga telah dengan cepat melakukan antisipasi dengan melakukan penguncian di beberapa wilayahnya. Akibat itu, kini kasus baru COVID-19 di wilayah itu telah turun drastis.

Namun begitu, pakar pernapasan China Dr. Zhong Nanshan telah memperingatkan bahwa China masih menghadapi "tantangan besar" dari potensi kembalinya virus, dan pihak berwenang tidak boleh berpuas diri.

"Mayoritas ... China saat ini masih rentan terhadap infeksi COVID-19, karena kurangnya kekebalan," kata Zhong kepada CNN pada bulan Mei. "Kami menghadapi tantangan besar, itu tidak lebih baik daripada negara-negara asing yang saya pikir saat ini."


(res)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article 3 Negara Baru Darurat Corona

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular