Ancaman Gelombang 2, 10 Kota China Larang Warga ke Beijing

Jakarta, CNBC Indonesia - Kasus baru virus corona (COVID-19) yang dilaporkan di Beijing akhir pekan kemarin telah ditemukan menyebar ke provinsi tetangga. Menurut otoritas kesehatan provinsi, ada dua kasus baru COVID-19 yang dikonfirmasi di Liaoning di timur laut ibu kota China itu.
Kedua orang yang terinfeksi telah melakukan kontak dekat dengan kasus yang dikonfirmasi di Beijing. Akibat itu, setidaknya 10 kota China, termasuk Harbin dan Dalian, telah mendesak warganya untuk tidak melakukan perjalanan ke ibu kota.
Mereka juga diminta untuk melaporkan kepada pihak berwenang jika baru-baru ini mengunjungi pasar Xinfadi, yang merupakan tempat awal kasus baru COVID-19 Beijing ditemukan. Termasuk jika berhubungan dengan orang-orang yang terinfeksi.
Di Beijing sendiri distrik Huaxiang yang berada di lingkungan yang sama dengan Xinfadi, telah menaikkan tingkat risiko epidemi menjadi tinggi. Wilayah itu menjadi satu-satunya lingkungan di negara itu yang berada dalam siaga tinggi.
Status ini berarti tidak ada kegiatan ekonomi sampai wabah terkendali. Sementara itu, 10 lingkungan di Beijing lainnya telah menaikkan tingkat risiko mereka dari rendah ke sedang mulai jam 3 malam pada hari Minggu.
Namun demikian, seorang pakar epidemi pemerintah mengatakan bahwa Beijing tidak akan berubah menjadi Wuhan kedua dan menyebarkan virus ke banyak kota di seluruh negeri sehingga perlu dikunci (lockdown).
Wuhan merupakan kota awal wabah ditemukan dan telah berada di bawah aturan lockdown selama berbulan-bulan sejak Januari. Namun pada April, lockdown Wuhan telah diangkat dan warga mulai bisa beraktivitas normal.
Sementara itu menurut Zeng Guang, mantan kepala ahli epidemiologi di Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit China dan saat ini seorang ahli senior di Komisi Kesehatan Nasional, wabah yang baru kemungkinan akan bisa dikendalikan dalam beberapa hari.
Pernyataannya itu didukung oleh upaya pengendalian besar-besaran yang sedang dilakukan Beijing saat ini. Sebagaimana dilaporkan Reuters, otoritas Beijing telah mengeluarkan imbauan untuk melakukan pengujian dan karantina bagi warga yang memiliki riwayat kontak langsung dengan pasien maupun yang telah mengunjungi pasar tersebut.
Sebelumnya pada Sabtu pagi, pemerintah telah langsung menutup pasar sebagai tindakan pencegahan penyebaran. Beberapa sekolah yang dekat dengan lokasi juga ditutup.
Selain itu, 11 wilayah di kota juga telah ditutup oleh pemerintah setempat. Semua orang dilarang keluar rumah dan sekolah diliburkan.
(res)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Lockdown Beijing Mirip Wuhan, Gelombang II Covid-19 Dimulai?
