Jokowi Lagi dan Lagi Sebut RI Krisis Ekonomi, Faktanya?

Tirta Citradi, CNBC Indonesia
30 June 2020 12:40
[DALAM] Resesi
Foto: Arie Pratama

IMF memperkirakan pertumbuhan ekonomi Tanah Air di tahun ini akan mengalami kontraksi sebesar minus 0,3%. Angka ini merupakan revisi turun dari angka proyeksi sebelumnya yang berada di 1,5%. Artinya ada 1,8 poin persentase pemangkasan proyeksi.

Tidak hanya IMF, bank asal Singapura DBS juga memperkirakan ekonomi Indonesia akan terkontraksi pada 2020. Bahkan DBS, yang juga merupakan bank terbesar di ASEAN, lebih pesimis, ekonomi Indonesia diramal menyusut 1% tahun 2020 ini.

Namun Bank Dunia sampai saat ini masih lebih optimis dibandingkan DBS maupun IMF. Lembaga keuangan global tersebut memperkirakan ekonomi RI tumbuh di angka nol persen alias tidak tumbuh sama sekali.

Sementara itu proyeksi vesi BI menunjukkan bahwa ekonomi RI diperkirakan masih mampu tumbuh walau minimalis. Geng MH Thamrin memperkirakan pertumbuhan PDB RI pada 2020 berada di kisaran 0,9% - 1,9%. 

Berbeda dengan BI, Menteri Keuangan Sri Mulyani memperkirakan ekonomi RI bahkan bisa tumbuh di teritori negatif. Berdasarkan skenario terburuk maka pertumbuhan PDB RI 2020 bisa minus 0,14%. Jika menggunakan skenario terbaik maka pertumbuhan ekonomi RI 2020 dapat tumbuh 1%. 

Dalam kondisi yang sulit seperti sekarang ini, sense of crisis memang sangat dibutuhkan kebijakan yang extraordinary dan menyasar langsung ke permasalahan sangatlah dibutuhkan.

Indikatornya bukan hanya luar biasa, tetapi juga efektif. Memang dengan risiko ketidakpastian yang tinggi, tindakan extraordinary sekalipun belum tentu menjamin ekonomi bisa selamat. Namun, kalau yang extraordinary saja belum tentu mampu efektif apalagi kalau yang menggunakan cara business as usual?

Shock yang terjadi saat ini telah menimbulkan suatu permasalahan yang kompleks. Tantangan yang dihadapi bahtera berbendera merah putih dalam mengarungi lautan badai sangatlah besar. 

Tantangan-tantangan tersebut antara lain lama waktu pandemi yang tak pasti, ancaman gelombang kedua, kerusuhan sosial akibat disparitas ekonomi hingga tensi geopolitik global yang memicu disintegrasi.

Sekali lagi sense of crisis memang sangat penting. Kebijakan yang diambil haruslah cepat dan responsif tetapi harus tetap berhati-hati dan tidak gegabah. Jangan lupa juga kebijakan harus jelas, tegas, konsisten serta terukur! Jangan sampai penyakit akut ini berubah jadi kronis (menahun).

TIM RISET CNBC INDONESIA

(twg/twg)
[Gambas:Video CNBC]


Pages

Tags


Related Articles
Recommendation
Most Popular