
Negara Genting Belanja Kementerian Seret, Jokowi Kesal!

Jakarta, CNBC Indonesia - Presiden Joko Widodo (Jokowi) tidak bisa menyembunyikan kekecewaan. Dalam sidang kabinet baru-baru ini, eks Gubernur DKI Jakarta itu menumpahkan seluruh uneg-uneg yang mengganjal di hati dan pikirannya.
Salah satu curhat Jokowi adalah soal penyerapan anggaran. Kepala Negara menilai saat ini Indonesia sedang dalam kondisi krisis, tetapi masih ada kementerian/lembaga negara (K/L) yang bersikap biasa saja alias business as usual.
"Saya lihat masih banyak kita ini yang biasa-biasa saja. Saya jengkelnya di situ. Ini apa nggak punya perasaan? Suasana ini krisis.
"Saya lihat laporan masih biasa-biasa saja. Segera keluarkan belanja itu secepat-cepatnya, karena uang beredar akan semakin banyak. Jadi belanja negara kementerian tolong dipercepat," tegas Jokowi. Ini diutarakan dalam sidang kabinet paripurna 18 Juni 2020, yang dihadiri para menteri dan pimpinan lembaga negara.
Mengutip data realisasi Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) 2020 per akhir Mei, total belanja negara adalah Rp 843,94 triliun. Jumlah ini adalah 32,29% dari target.
Sementara belanja K/L tercatat Rp 270,57 triliun. Angka ini setara dengan 32,34% dari target.
Sekilas memang terlihat lumayan oke. Namun kalau dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu, belanja negara malah mengendur.
Dibandingkan dengan Januari-Mei 2019, realisasi belanja negara turun 1,4%. Sedangkan realisasi belanja K/L turun 6,13%.
![]() |
Jadi wajar saja kalau Jokowi kecewa. Sebab saat konsumsi rumah tangga, investasi, dan ekspor lemas, belanja pemerintah adalah satu-satunya komponen pembentuk Produk Domestik Bruto (PDB) yang bisa diandalkan. Kalau mesin ini juga mati, maka boleh dibilang sudah tiada ada harapan lagi...
