
Negara Genting Belanja Kementerian Seret, Jokowi Kesal!

Selain itu, Jokowi juga menyoroti lemahnya penyerapan anggaran stimulus. Realisasinya memang belum menggembirakan.
Di bidang kesehatan, misalnya, pemerintah menganggarkan stimulus Rp 87,55 triliun. Per akhir Mei, realisasinya baru 1,54%.
"Masih terjadi gap antara realisasi keuangan dan fisik, sehingga perlu percepatan proses administrasi penagihan," katanya dalam konferensi pers APBN Kita edisi Juni 2020.
![]() |
Insentif untuk tenaga kesehatan, lanjut Sri Mulyani, masih ada kendala administrasi dan verifikasi yang begitu rigid/kaku. Sementara biaya klaim perawatan pasien terkendala tingkat verifikasi yang belum diproses masih tinggi di tingkat rumah sakit.
Selain aspek kesehatan, pemerintah juga memberi stimulus Rp 203,9 triliun untuk perlindungan sosial. Realisasi per akhir Mei lebih baik yaitu 28,63%.
"Kinerja program Bansos (Bantuan Sosial) cukup optimal. Diskon tarif listrik sudah dilaksanakan. Namun realisasi Kartu Pra-Kerja dan BLT (Bantuan Langsung Tunai) masih relatif rendah sehingga perlu akselerasi," papar Sri Mulyani.
Kemudian, pemerintah juga memberikan stimulus berupa insentif ke dunia usaha sebesar Rp 120,61 triliun. Penyerapannya juga masih rendah yaitu 6,8%.
"WP (Wajib Pajak) yang eligible untuk mengajukan insentif pajak tidak mengajukan permohonan. Oleh karena itu perlu sosialisasi yang lebih masif," sebut Sri Mulyani.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(aji/aji)[Gambas:Video CNBC]
