Terungkap! Premium & Petralite Mau Dihapus, Gini Ceritanya

Lynda Hasibuan, CNBC Indonesia
28 June 2020 13:15
INFOGRAFIS, Peminat BBM Jenis Premium Menurun
Foto: Infografis/Peminat BBM Premium/Edward Ricardo

Jakarta, CNBC Indonesia - Baru-baru ini berhembus kabar bahwa pemerintah akan menghapus bahan bakar minyak (BBM) RON rendah premium dan pertalite. Hal ini pun ditanggapi oleh Anggota Komisi VII DPR RI Kardaya Warnika.

Dia mengatakan bahwa tidak masalah jika premium dan pertalite mau dihilangkan. Namun yang terpenting baginya adalah agar BBM yang dijual ke masyarakat tetap dengan harga yang murah.



Misal dua jenis BBM ini dihilangkan, maka harga pertamax harus diturunkan. Sebagai contoh, dari harga sebelumnya sekitar Rp 10.000 menjadi Rp 8.000.

"Mana yang lebih baik, pertamax diturunkan atau premium dihilangkan, kita tahu sama saja kalau subsidi premium merusak lingkungan," ungkapnya dalam Rapat Kerja di Komisi VII DPR RI, Jumat kemarin.

Hal senada disampaikan Anggota Komisi VII DPR lain dari fraksi Demokrat Sartono Hutomo. Ia mengatakan jika harus dihilangkan maka perlu ada penggantinya dengan harga yang sama, karena ini akan berdampak pada masyarakat luas apalagi dalam situasi yang tidak menentu seperti sekarang ini.

"Tahu-tahu akan hilang tidak dijual. Apakah juga jadi beban Pertamina yang menumpuk tidak terbayar oleh Pemerintah akhirnya jadi suatu kebijakan subsidi kita hilangkan lah," ungkapnya.



Sebelumnya, Komisaris Utama PT Pertamina (Persero) Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok menegaskan jika BBM jenis Premium sudah banyak ditinggalkan. Ia menyebut hanya tujuh negara miskin yang masih memproduksi premium. BBM RON rendah, lanjut Ahok, berdampak buruk pada lingkungan dan kesehatan.

"Polusi banget kalau orang ngisep kena kanker paru-paru macam-macam. Nambah-nambah jebolnya biaya BPJS Kesehatan juga. Orang hidup sehat ya dicabut gitu loh sediakan transportasi umum yang murah dan banyak," kata Ahok dalam podcast cuap cuap cuan CNBC Indonesia.

Ia mencontohkan di Jakarta. Ketika masih menjabat sebagai gubernur, Ahok menyediakan rumah susun hingga menggratiskan TransJakarta bagi orang miskin. Efeknya, orang miskin tidak butuh ongkos untuk transportasi, sehingga bensin tidak lagi dibutuhkan.

"Kenapa subsidi bensin, dibeli orang dicampur sama Pertamax, dari oktan 88 jadi oktan 90 dia jualan. Tapi kalau mau kita cabut dia bilang tidak berpihak pada orang miskin. Kan lucu kan," ujar Ahok.


(sef/sef)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Heboh Wacana BBM Premium dan Pertalite Dihapus, Benarkah?

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular