
'Hantu' Resesi di RI, Pengusaha: Kondisi Lapangan Masih Berat

Jakarta, CNBC Indonesia - Indonesia masih berpotensi masuk ke zona resesi bila kondisi ekonomi kuartal III-2020 masih tetap minus. Apalagi IMF memprediksi ekonomi Indonesia pada 2020 bakal minus 0,3%.
Prediksi minusnya pertumbuhan ekonomi di Indonesia tidak lepas dari daya beli masyarakat yang belum membaik. Sejumlah sektor atau bidang ekonomi belum berjalan optimal. Masyarakat masih menahan uang untuk tak dibelanjakan dulu.
"Beberapa hari lalu APINDO melakukan video conference dengan anggota-anggota asosiasi. Informasi yang kita kumpulkan dari mereka bisa kita simpulkan kondisi lapangan masih berat. Kebanyakan masih bekerja di bawah 30 persen. Pelonggaran sudah dilakukan, tetapi masih terbatas. Sejumlah mal telah dibuka tapi pengunjung terbatas," kata Ketua Bidang Kebijakan Publik Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) Sutrisno Iwantono kepada CNBC Indonesia, Kamis (25/6).
Proyeksi ekonomi Indonesia yang minus tidak sedalam dibanding negara-negara lain. Terutama negara maju yang harus terkoreksi sangat dalam.
"Bukan hanya Indonesia. Amerika Serikat -8%, Jepang -5,8%, Inggris -10,2%. Kalau dikatakan -0,3%, masih baik. Tapi memang karakter negara berkembang seperti Indonesia pertumbuhannya lebih tinggi dibanding negara maju," katanya.
Sementara kawasan Asia lain mencatat kontraksi, seperti India -4,5%. Namun China justru diprediksi bisa tumbuh 1%. Khusus RI, ekonomi hingga 2020 diprediksi -0,3% dan akan rebound di 2021 menjadi 6,1%.
Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengungkapkan jika Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) telah direlaksasi namun publik tidak spending alias berbelanja maka Indonesia bisa jatuh ke jurang resesi.
Dalam proyeksi Kemenkeu, dengan adanya biaya penanganan Covid-19 yang mulai tersalurkan dan PSBB yang direlaksasi namun dengan dukungan belanja maka kuartal III dan IV PDB bisa tumbuh 1,4%.
"Tapi kalau dalam [dengan asumsi tidak berbelanja] bisa -1,6%. Itu technically bisa resesi. Kalau kuartal III negatif dan secara teknis Indonesia bisa masuk ke zona resesi," papar Sri Mulyani dalam perbincangannya dengan Komisi XI DPR, Senin (22/6/2020).
Skenario tersebut masuk ke dalam proyeksi Kemenkeu. Di mana pada kuartal III dan IV PDB akan tumbuh 1,4% sampai negatif 1,6%. "Sementara outlook seluruh tahun -0,4 sampai positif 1 persen," tegas Sri Mulyani.
Sri Mulyani menegaskan bahwa 2020 adalah tahun yang luar biasa. Bukan dalam konteks yang positif, tetapi tantangan yang sangat besar.
(hoi/hoi)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Resesi, Curhat Pengusaha: Kondisi Berat Hingga Terpaksa PHK