
Jokowi Utus Prabowo, Erick, Basuki ke Kalteng, Ada Apa Ya?

Jakarta, CNBC Indonesia - Presiden Jokowi mengutus Menteri Pertahanan (Menhan) Prabowo Subianto untuk ikut serta dalam pengembangan kawasan pangan terpadu atau food estate di Kalimantan Tengah (Kalteng).
Food estate sebagai upaya pemerintah mengantisipasi adanya krisis pangan yang melanda dunia yang sempat jadi perhatian FAO.
Selain Prabowo, Jokowi juga memerintahkan sejumlah menterinya untuk menggarap food estate secara bersama-sama yaitu Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat PUPR, Basuki Hadimuljono dan Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN Erick Thohir.
"Telah diputuskan Bapak Presiden, tadinya ada 3 alternatif di Sumatera Selatan, Merauke, dan Kalimantan Tengah. Diputuskan dipilih di Kalteng di eks lahan gambut. Tapi ini yang tidak ada gambutnya, ini adalah aluvial," kata Basuki.
Rencana Jokowi ini diungkapkan Menteri PUPR, Basuki Hadimuljono, dalam rapat kerja bersama Komisi V DPR RI Rabu (24/6/2020).
Ia menjelaskan, proyek ini dia garap dengan melibatkan sejumlah kementerian termasuk pertahanan yang dipimpin oleh Prabowo. Alasannya, sektor pangan termasuk ketahanan pangan non-militer.
"Tahun ini PUPR mendesain rehabilitasi jaringan irigasinya. 165 ribu hektare itu tahun depan kita mulai dengan menggerakkan BUMN. Menhan juga termasuk untuk bisa ikut karena menurut beliau, ini adalah program ketahanan non-militer," ungkap Basuki.
Basuki juga sempat menjelaskan sejauh mana Prabowo akan terlibat. Alasan keterlibatan Prabowo adalah untuk menjaga ketahanan pangan Indonesia.
"Ketahanan pangan itu diperlukan untuk ketahanan non-militer. Jadi beliau [Prabowo] akan menggerakkan pemuda-pemuda yang dibekali dengan kompetensi komputer dan pertanian," kata Basuki.
menjelaskan bahwa proyek tersebut bakal dikerjakan di atas lahan seluas 165 ribu hektare. Meski sebenarnya terdapat lahan potensial seluas 295.500 hektare, pemerintah fokus terlebih dahulu ke lahan 165 ribu hektare.
"Dari 165 ribu hektare itu, yang sudah diolah petani setiap tahun 85.500 hektare fungsional, yang PU selalu pelihara setiap tahun secara reguler ada 57 ribu hektare," ujar Basuki.
Dikatakan bahwa sebanyak 57.200 hektare perlu dilakukan intensifikasi. Sebab, lahan pertanian ini sebelumnya sudah ada namun tak terlalu terurus.
"Kita ingin intensifikasi 57.200 hektare. Dulu sudah dicetak sawahnya,tapi karena tidak dikerjakan dia menyemak kembali. Ini perlu peningkatan jaringan irigasinya," imbuhnya.
Basuki sempat meninjau lokasi tersebut secara langsung. Dari pemantauan itu ditemukan sejumlah persoalan. Dia menyebut, selama ini dari lahan seluas 57.200 hektar tersebut hanya mampu memproduksi hasil panen 1,7 ton - 2,9 ton per hektare.
(hoi/hoi)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Jadi Importir Pangan, RI Harus Jaga Pasokan Komoditas Ini