Awas! Peringatan FAO Soal Krisis Pangan Bisa Jadi Kenyataan

Ferry Sandi, CNBC Indonesia
22 January 2021 20:12
Ilustrasi panen padi. (CNBC Indonesia/Muhammad Sabki)
Foto: Ilustrasi panen padi. (CNBC Indonesia/Muhammad Sabki)

Jakarta, CNBC Indonesia - Di awal Januari ini, beberapa wilayah Indonesia sudah mengalami bencana, mulai dari gempa bumi hingga banjir. Hal ini menimbulkan keresahan mengenai ketahanan pangan, ada potensi sektor pertanian yang sudah berjalan menuju panen akhirnya malah gagal.

"Pasti terdampak, misal sekarang banjir membuat daerah produsen terganggu. Demand sayuran dan cabai naik, supply terbatas akibatnya pasokan terganggu, harga naik, akhirnya sudah inflasi. Beberapa komoditas, cabe misalnya tapi yang lain juga sama," kata Direktur Eksekutif Institute for Development of Economics and Finance (Indef) Tauhid Ahmad kepada CNBC Indonesia, Jumat (22/1/21).

Kenaikan harga menjadi beban bagi masyarakat. Sedangkan untuk mengirim komoditas pangan ke lokasi bencana juga terkadang tidak mudah, misalnya harus menerobos banjir. Namun, komoditas di daerah itu pun tidak bisa diandalkan sepenuhnya karena produksi terganggu.

"Apalagi yang terkena bencana dari daerah produksi, pasti berpengaruh ke region di lokasi tersebut, ada kelangkaan," paparnya.

Kondisi tersebut kian memperparah prediksi Badan Pangan Dunia (FAO) yang sejak jauh-jauh hari sudah memperkirakan bakal adanya krisis pangan. Kala itu FAO memperkirakan krisis pangan terjadi akibat pandemi Covid-19 yang berkepanjangan. Namun, bencana bisa memperparah itu.

"Karena bencana kapasitas produksi kita terganggu. Warning FAO tentang krisis pangan adalah yang berhubungan dengan Pandemi. Daya beli terganggu, sistem logistik terganggu, banyak orang kehilangan pekerjaan dan lain-lain," kata Guru Besar Ilmu Ekonomi Pertanian UNILA Bustanul Arifin


(hoi/hoi)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Prabowo Bicara Krisis Pangan: Banyak Negara Hentikan Ekspor

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular