
Never Give Up! Sinyal Kebangkitan Ekonomi Makin Kuat

Jakarta, CNBC Indonesia - Aktivitas manufaktur di sejumlah negara diperkirakan meningkat pada bulan ini, seiring pelonggaran kebijakan pembatasan sosial (social distancing) yang membuat masyarakat bisa kembali beraktivitas. Namun dengan ancaman gelombang serangan kedua virus corona (Coronavirus Disease-2019/Covid-19), apakah perbaikan ini bisa bertahan lama?
Aktivitas manufaktur biasanya dicerminkan oleh Purchasing Managers' Index (PMI). Kala angkanya di atas 50, berarti dunia usaha optimistis dan siap melakukan ekspansi.
Kemarin, ada rilis data pembacaan awal PMI untuk periode Juni. Meski kebanyakan masih di bawah 50, yang berarti masih ada kontraksi, tetapi membaik dibandingkan Mei. Bukan itu saja, seluruhnya juga lebih baik ketimbang konsensus pasar yang dihimpun Trading Economics.
Data ini memberi harapan bahwa ekonomi bisa pulih pada semester II-2020. Asal tidak ada gelombang serang kedua virus corona yang membuat aktivitas masyarakat kembali 'dikunci' dengan pembatasan sosial, maka pemulihan akan berlangsung dalam tempo relatif cepat.
Dalam proyeksi terbarunya, Bank Dunia memperkirakan ekonomi dunia akan terkontraksi (tumbuh negatif) -5,2% pada 2020. Namun pada 2021, ekonomi bakal tumbuh 4,2%.
"Resesi yang terjadi saat ini kami perkirakan hanya berlangsung selama satu tahun, ekonomi akan kembali tumbuh pada 2021. Berdasarkan pengalaman resesi-resesi sebelumnya, resesi memang hanya berpengaruh selama setahun," sebut laporan Bank Dunia.