RI Bisa Resesi, Populasi Penduduk Miskin Bakal Naik!

Hidayat Setiaji, CNBC Indonesia
24 June 2020 11:23
Diprotes Anggota DPRD Soal Anggaran Rumah Kumuh, Ini Potret Pemukiman Jati Bunder Kebon Melati
CNBC Indonesia/Muhammad Sabki

Jakarta, CNBC Indonesia - Resesi menggambarkan ukuran ekonomi yang menciut, mengkerut, berkurang. Oleh karena itu, resesi biasanya ditandai dengan peningkatan jumlah penduduk miskin.

Gara-gara pandemi virus corona (Coronavirus Disease-2019/Covid-19), yang merupakan tragedi kesehatan dan kemanusiaan, aspek ekonomi ikut berantakan. Masalahnya, penanganan virus yang bermula dari Kota Wuhan, Provinsi Hubei, Republik Rakyat China ini adalah dengan 'mengunci' aktivitas masyarakat dengan pembatasan sosial (social distancing).

Untuk menekan angka penyebaran, ada kalanya orang-orang diminta (bahkan diperintahkan) untuk #dirumahaja. Bekerja, belajar, dan beribadah dari rumah. Sebab, virus akan sangat mudah menular seiring peningkatan interaksi dan kontak antar-manusia. Di Indonesia, kebijakan ini tertuang dalam aturan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB).

Social distancing punya tujuan mulia yaitu menyelamatkan nyawa jutaan manusia. Namun kalau aktivitas masyarakat sangat dibatasi, maka sama saja dengan menghentikan roda perekonomian.

Akibatnya, banyak negara yang mengalami kontraksi (pertumbuhan negatif) ekonomi pada kuartal I-2020. Mau negara maju sampai negara berkembang, banyak yang terkontraksi.

Social distancing masih begitu ketat sampai kuartal II-2020, baru agak dilonggarkan jelang akhir kuartal. Namun bukan berarti aktivitas masyarakat bisa kembali seperti dulu, masih banyak aturan yang harus dipatuhi demi mencegah penularan lebih lanjut. Misalnya, restoran, mal, dan lokasi wisata hanya boleh menerima pengunjung paling banyak 50% dari kapasitas. Sekolah juga masih diliburkan sampai situasi benar-benar aman. Ekonomi mungkin sudah bisa bangkit, tetapi mustahil berlari kencang.

Oleh karena itu, kontraksi kemungkinan besar masih akan terjadi pada kuartal II-2020. Ketika kontraksi ekonomi terjadi dua kuartal beruntun pada tahun yang sama, itu namanya resesi.

Indonesia memang masih bisa membukukan pertumbuhan ekonomi 2,97% pada kuartal I-2020. Namun pada kuartal II, sepertinya kontraksi sudah bisa dihindari lagi karena PSBB yang membuat ekonomi seakan mati suri.

Penentuannya adalah di kuartal III-2020. Jika kontraksi ekonomi kembali terjadi pada Juli-September, maka Indonesia resmi masuk jurang resesi.

Resesi berarti kue ekonomi menyusut. Ekonomi menyusut berarti lapangan kerja menyusut. Lapangan kerja menyusut berarti angka pengangguran bertambah. Angka pengangguran bertambah berarti angka kemiskinan bertambah.

Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat jumlah penduduk miskin pada September 2019 adalah 24,79 juta orang atau 9,22%. Turun dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya yaitu 25,67 juta orang (9,66%).

Butuh belasan atau mungkin puluhan tahun bagi Indonesia untuk menekan tingkat kemiskinan di satu digit atau di bawah 10%. Ini baru terjadi pada 2018.

Namun pencapaian dan kerja keras selama bertahun-tahun tersebut kemungkinan bakal lenyap dalam hitungan bulan. Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas) memperkirakan tingkat kemiskinan pada 2020 naik ke kisaran 9,7-10,2%. Bisa kembali ke level dua digit...

Oleh karena itu, kuncinya adalah menjaga ketersediaan lapangan kerja. Peran pemerintah melalui stimulus fiskal menjadi kunci, bagaimana menjaga dunia usaha agar tidak melakukan Pemutusan Hubungan Kerja (PHK) besar-besaran.

TIM RISET CNBC INDONESIA


(aji/aji)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Jika RI Resesi, Pengangguran & Kemiskinan Bisa Kayak 1998?

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular