Jumlah Tes Covid-19 di RI Masih Jauh dari Rekomendasi WHO

Lidya Julita Sembiring, CNBC Indonesia
22 June 2020 16:38
Suharso Monoarfa. Ist
Foto: Suharso Monoarfa. Ist

Jakarta, CNBC Indonesia - Menteri PPN/Kepala Bappenas Suharso Monoarfa mengatakan, jumlah masyarakat yang melakukan tes virus Corona atau Covid-19 di Indonesia masih sangat sedikit. Bahkan jauh dari rekomendasi Organisasi Kesehatan Dunia (World Health Organization/WHO) untuk jumlah per minggunya.

Ia menjelaskan, WHO merekomendasikan jumlah masyarakat yang seharusnya di tes bisa mencapai 30 ribu per minggunya. Namun, Indonesia baru bisa melakukan tes kepada 11 ribu orang per minggu.

Oleh karenanya, Presiden Joko Widodo (Jokowi) bahkan jumlah tes bisa dinaikkan menjadi 20 ribu per minggunya.

"Sayangnya 11-12 ribu itu pun ada time delay antara orang tes hari ini, itu belum tentu diumumkan 2-3 hari ke depan tapi bisa jadi 2 minggu kedepan," ujarnya di Gedung DPR RI, Senin (22/6/2020).

Menurutnya, ini adalah salah satu alasan mengapa kasus di Jawa Timur bisa melonjak tajam dan mengejutkan semua pihak. Sebab, saat tes dilakukan hasilnya tidak keluar secara bersamaan.

"Ini mengakibatkan data-data kita terjadi di Jatim ini mengejutkan kita dan sistem Kesehatan nasional mengingatkan kita perlu pembenahan," jelasnya.

Oleh karenanya, tahun depan, reformasi Kesehatan akan menjadi salah satu fokus pemerintah. Pandemi ini menjadi satu pembelajaran bahwa data Indonesia masih banyak yang belum sinkron.

Dalam reformasi Kesehatan ini, pemerintah juga berencana untuk mengurangi penyakit tuberculosis (TBC) di Indonesia. Dimana saat ini, Indonesia menjadi negara ketiga dengan kasus terbanyak mencapai 900 ribu orang.

"Kalau kematian TBC diumumkan akan banyak orang Indonesia gelisah. 14-15 orang wafat per jam (karena TBC)," kata dia.


(dob/dob)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Bos Bappenas: Seluruh 'Senayan' Pindah ke Ibu Kota Baru 2023

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular