
Korsel Vs Korut Terancam Perang, Gimana Kisah Awalnya?

Pada 4 Juni 2020 Korea Utara kembali memanas dan menyatakan Korea Selatan tidak melakukan apa-apa untuk menghentikan gerakan pembelot anti- Korea Utara. Dilansir dari The Korean Herald yang mengutip Yonhap.
Secara terang-terangan Korea Utara yang diwakili oleh adik kandung Kim Jong Un, Kim Yo-Jong melayangkan ancaman ke Korea Selatan untuk memutus hubungan kedua negara.
Korea Selatan diyakini secara aktif mengirimkan selebaran yang berisi pesan-pesan kritis soal Kim Jong Un dan hal-hal terkait pelanggaran hak asasi manusia ke perbatasan kedua Korea. Pembelot dan aktivis Korea Selatan ini juga disebut mengirimkan makanan, uang kertas US$ 1, radio mini dan stik USB yang berisi drama dan berita Korea Selatan.
Pengiriman dilakukan dengan balon agar bisa melewati perbatasan yang dijaga ketat atau dimasukkan ke dalam botol dan dialirkan melalui sungai.
"Pihak berwenang di Korsel akan dipaksa membayar mahal jika mereka membiarkan situasi ini berlanjut sambil membuat banyak alasan," kata Jim Yo Jong, melansir media Korea Utara, Korean Central News Agency (KCNA).
Dia juga menyatakan akan membatalkan perjanjian pengurangan ketegangan militer dan menutup proyek kawasan industri bersama.
Berselang lima hari kemudian, secara resmi Korea Utama menyatakan telah memutuskan hubungan dengan Korea Selatan. Kebijakan ini berlaku Selasa (9/6/2020) pukul 12.00 waktu setempat.
Putusnya hubungan ini menyangkut militer, persidangan termasuk jaringan komunikasi antara pemerintah pusat Korea Utara dengan kantor kepresidenan Korea Selatan, Blue House.
"Pyongyang sepenuhnya memutuskan dan menutup jalur penghubung antara pihak berwenang dari Utara dan Selatan, yang telah dipertahankan melalui kantor penghubung bersama," dilansir dari AFP.
Satu minggu kemudian Korea Utara kembali melakukan aksi dengan meledakkan kantor penghubung antar Korea di area perbatasan. Fasilitas yang dihancurkan itu dibangun kedua negara pada 2018 untuk memungkinkan kedua Korea menjalin komunikasi untuk pertama kalinya.
Dari pihak Korea Selatan menyatakan telah mengajak semenanjung Korea ini untuk kembali berunding. Namun tawaran ini dimentahkan oleh Korea Utara.
"Presiden Korea Selatan Moon Jae-in ... ingin menawarkan untuk mengirim penasihat keamanan nasionalnya Chung Eui-yong dan kepala mata-mata Suh Hoon sebagai utusan khusus. Namun Kim Yo Jong, saudara perempuan pemimpin Korut Kim Jong Un dan seorang pejabat senior partai yang berkuasa, dengan tegas menolak proposal yang tidak bijaksana dan menyeramkan itu," tulis KCNA.
"Moon sangat suka mengirim utusan khusus untuk 'mengatasi krisis' dan sering mengajukan proposal tidak masuk akal, tetapi dia harus memahami dengan jelas bahwa trik seperti itu tidak akan lagi bekerja pada kita."
"Solusi untuk krisis saat ini antara Utara dan Selatan yang disebabkan oleh ketidakmampuan dan sikap tidak bertanggung jawab pihak berwenang Korea Selatan adalah tidak mungkin dan itu dapat dihentikan hanya ketika harga yang pantas dibayarkan," tutup berita tersebut.
(dob/dob)[Gambas:Video CNBC]