
Covid-19 Obrak-Abrik Bisnis Pameran, Termasuk Pameran Mobil

Jakarta, CNBC Indonesia - Berbagai event yang dijadwalkan berlangsung pada semester 1 tahun ini praktis banyak yang ditunda. Salah satunya adalah Indonesia International Motor Show (IIMS) 2020 yang rencana awalnya berlangsung pada 9-19 April 2020. Pihak promotor, yakni PT Dyandra Promosindo sudah mengonfirmasi jauh-jauh hari untuk menunda pelaksanaan ini.
Namun, seiring ketidakpastian yang terus menyelimuti dunia event, Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Wishnutama sempat mengusulkan agar event bisa berlangsung dengan cara online. Apa cara tersebut memungkinkan dalam IIMS 2020?
Director Dyandra Promosindo Michael Bayu Sumarijanto belum bisa memastikannya. Saat ini, Ia lebih fokus dalam pengembangan protokol kesehatan yang akan diterapkan. Dari sejumlah event yang digarap Dyandra, maka protokol kesehatan yang bakal diterapkan pun akan berbeda.
"Memang tipe pameran akan sangat menentukan protokol apa yang akan di-apply. Misalnya IIMS sebagai salah satu pameran otomotif terbesar di Indonesia, pengunjung di atas 550 ribu manusia yang datang, aplikasinya akan berbeda dengan contoh Indonesia International Furniture Expo (IFEX) dimana yang datang nggak terlalu banyak, yakni 20-30 ribu," sebut Michael kepada CNBC Indonesia, Kamis (18/6).
Namun, melaksanakan event online untuk sejumlah event sudah dipikirkan oleh Dyandra. Namun, Ia menegaskan bisa atau tidaknya akan berbeda pada setiap event.
"Tergantung tipe pameran atau festival. Acaranya akan sangat berpengaruh, apa bisa dilakukan hybrid, sebagian online, sebagai offline. Atau bisa dilakukan full online atau tidak bisa dilakukan sama sekali. Itu tipe event yang akan menentukan," sebut Michael.
"Jadi kami liat semakin tinggi nilai teknologinya, atau kompleksitas teknologi dari barang yang dijual, akan makin susah dijual online, butuh penjelasan detil, liat sampling dan sebagainya masih sangat penting," lanjutnya.
Halangan terbesar adalah event secara online akan sulit menghadirkan kerumunan sebagaimana event secara tatap muka langsung. Ini menjadi tantangan terbesar event organizer untuk tetap bisa menghadirkan secara online.
"Contoh festival, nggak akan bisa kalahkan atmosfir orang yang datang ke festival, itu salah satu challange terbesar kita, gimana masih bisa hadirkan rasa itu tapi via online juga. Ini challange yang nggak bisa dikalahkan dengan singkat," sebut Michael.
Putar Otak Gegara Covid-19
PT Dyandra Promosindo yang dikenal sebagai EO kawakan pun harus memutar orak di kala pandemi, termasuk menggelar webinar.
"Kita juga berusaha untuk mencari jalan di tengah Covid-19. Kita nggak hanya fokus efisiensi, tapi juga gimana dapatkan income walau nggak besar, sedikit-sedikit. Salah satunya melahirkan produk webinar," kata Michael Bayu Sumarijanto.
Setidaknya, langkah ini bisa dilakukan oleh EO untuk bisa bertahan dan mendapat pemasukan. Meski memang, Michael mengakui angkanya tidak begitu besar, bahkan hanya menutupi OPEX atau pengeluaran memenuhi kebutuhan operasional sebesar 2%. Selain itu, ada juga tantangan lainnya.
"Barrier to entry untuk buat webinar sangat mudah, perusahaan-perusahaan besar yang jadi klien kami, mereka banyak yang jalankan sendiri tanpa EO. Ini jadi challange bagi kita. Kami sedang siapkan platfrom-platform yang secara engagement biasa didapat ketika dilakukan di lapangan, itu bisa dilakukan secara online," sebut Michael.
Halangan terbesar event online yakni sulit menghadirkan crowd maupun vibe sebagaimana event secara tatap muka langsung. Ini menjadi tantangan terbesar EO untuk tetap bisa menghadirkan secara online.
"Contoh festival, nggak akan bisa kalahkan atmosfir orang yang datang ke festival, itu salah satu challange terbesar kita, gimana masih bisa hadirkan rasa itu tapi via online juga. Ini challange yang nggak bisa dikalahkan dengan singkat," sebut Michael.
(hoi/hoi)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Pernikahan Boleh, Event Dilarang di DKI: Bos JCC Pusing!