
Penampakan Kantor Penghubung Korut-Korsel yang Hancur Meledak

Jakarta, CNBC Indonesia - Media pemerintah Korea Utara, Rodong Sinmun, merilis sejumlah foto gedung kantor penghubung antar Korea yang baru diledakan pada Selasa (16/6/2020).
Dari sejumlah foto terlihat asap hitam tebal mengepul di sekitar gedung yang dibangunnya bersama Korea Selatan pada 2018 lalu tersebut. Bangunan itu dilaporkan kosong pada saat diledakkan.
Bangunan kantor penghubung antar Korea yang dihancurkan itu terletak di kota perbatasan Korea Utara, Kaesong. Gedung tersebut dibangun di saat hubungan kedua Korea sedang hangat-hangatnya dengan tujuan untuk memfasilitasi diplomasi antara kedua negara.
![]() |
Namun, meski pada tahun itu Pemimpin Korea Utara Kim Jong Un dan Presiden Korea Selatan Moon Jae-in bertemu setidaknya tiga kali, hubungan kedua Korea kembali memburuk setelahnya.
Korea Utara dan Selatan hingga kini secara teknis masih berperang. Kedua negara belum secara resmi mengakhiri perang mereka dengan perjanjian damai pada tahun 1953, namun baru dengan gencatan senjata.
Peledakkan gedung tersebut terjadi di tengah memanasnya hubungan antar-Korea yang dipicu oleh kekecewaan Korea Utara pada Korea Selatan yang disebutnya gagal menangani para aktivis dan pembelot dari mengirim selebaran propaganda anti-Korea Utara melintasi perbatasan.
Para pembelot dan aktivis telah mengirimkan selebaran yang berisi pesan-pesan kritis soal Kim Jong Un dan hal-hal terkait pelanggaran hak asasi manusia ke perbatasan kedua Korea. Mereka juga sering mengirimkan makanan, uang kertas US$ 1, radio mini dan stik USB yang berisi drama dan berita Korsel.
Benda-benda itu biasanya dikirim dengan balon agar bisa melewati perbatasan yang dijaga ketat atau dimasukkan ke dalam botol dan dialirkan melalui sungai.
Sebelumnya pada Sabtu, adik dari Kim Jong Un sekaligus pejabat senior Partai Buruh yang berkuasa, Kim Yo Jong, telah memerintahkan militer untuk mengambil tindakan balasan selanjutnya untuk Korsel soal perselisihan tersebut. Pada Senin, media Korut KCNA melaporkan bahwa tentara negara sudah dimobilisasi ke perbatasan.
Kementerian Unifikasi Seoul telah mengkonfirmasi bahwa bangunan bersejarah tersebut telah diledakkan, pada Selasa sore waktu setempat.
Sebagai tanggapan atas perselisihan tersebut, Korea Selatan telah mengajak Korut untuk melakukan perundingan. Namun, ajakan itu telah ditolak Korut, sebagaimana dikonfirmasi media negara itu, Rabu.
"Presiden Korea Selatan Moon Jae-in ... ingin menawarkan untuk mengirim penasihat keamanan nasionalnya Chung Eui-yong dan kepala mata-mata Suh Hoon sebagai utusan khusus. Namun Kim Yo Jong, saudara perempuan pemimpin Korut Kim Jong Un dan seorang pejabat senior partai yang berkuasa, dengan tegas menolak proposal yang tidak bijaksana dan menyeramkan itu," kata KCNA, sebagaimana dilaporkan Reuters.
"Moon sangat suka mengirim utusan khusus untuk 'mengatasi krisis' dan sering mengajukan proposal tidak masuk akal, tetapi dia harus memahami dengan jelas bahwa trik seperti itu tidak akan lagi bekerja pada kita.
"Solusi untuk krisis saat ini antara Utara dan Selatan yang disebabkan oleh ketidakmampuan dan sikap tidak bertanggung jawab pihak berwenang Korea Selatan adalah tidak mungkin dan itu dapat dihentikan hanya ketika harga yang pantas dibayarkan."
(res/res)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Ribut dengan Korsel, Korut Mobilisasi Tentara ke Perbatasan
