Internasional

Ribut dengan Korsel, Korut Mobilisasi Tentara ke Perbatasan

Rehia Sebayang, CNBC Indonesia
16 June 2020 09:42
FILE - In this April 27, 2018, file photo, North Korean leader Kim Jong Un, second from right, walks with South Korean President Moon Jae-in, right, to hold their meeting at the border village of Panmunjom in Demilitarized Zone. Second from left is Kim's sister Kim Yo Jong. Kim Jong Un's disappearance from the public eye is raising speculation about not only his health but also about who's next in line to run North Korea if anything happens to the leader. Some experts say his sister and close associate Kim Yo Jong is most likely since North Korea has been ruled by the Kim family for seven decades. (Korea Summit Press Pool via AP, File)
Foto: Pemimpin Korea Utara Kim Jong Un (kedua kanan) didampingi adiknya Kim Yo Jong (kedua kri) berjalan dengan Presiden Korea Selatan Moon Jae-in (kanan) untuk mengadakan pertemuan mereka di desa perbatasan Panmunjom di Zona Demiliterisasi. (Korea Summit Press Pool via AP, File)

Jakarta, CNBC IndonesiaKorea Utara kembali mengeluarkan ancaman di tengah perselisihannya dengan Korea Selatan. Media pemerintah KCNA mengatakan bahwa tentara negara itu siap untuk mengambil tindakan jika kelompok-kelompok pembelot dan aktivis anti-Korut yang ada di Korea Selatan terus mengirim selebaran propaganda ke Korea Utara.

Staf Umum Tentara Rakyat Korea (KPA) mengatakan telah mempelajari "rencana aksi" untuk memasuki kembali zona demiliterisasi di bawah pakta antar-Korea dan mengubah garis depan menjadi benteng, jelas media itu, Selasa (16/5/2020).

"Tentara kami akan dengan cepat dan menyeluruh mengimplementasikan setiap keputusan dan perintah Partai dan pemerintah," kata KPA dalam sebuah pernyataan, menurut KCNA.

Ketegangan antara Korut dan Korsel meningkat setelah Pemerintahan Kim Jong-un mengancam untuk memutuskan hubungan dengan Korea Selatan karena tidak melakukan apa-apa untuk menghentikan aksi para pembelot dan aktivis anti-Korut.

Para pembelot dan aktivis telah mengirimkan selebaran yang berisi pesan-pesan kritis soal Kim Jong Un dan hal-hal terkait pelanggaran hak asasi manusia ke perbatasan kedua Korea. Mereka juga sering mengirimkan makanan, uang kertas US$ 1, radio mini dan stik USB yang berisi drama dan berita Korea Selatan.

Benda-benda itu biasanya dikirim dengan balon agar bisa melewati perbatasan yang dijaga ketat atau dimasukkan ke dalam botol dan dialirkan melalui sungai.

Sebelumnya pada Sabtu, adik dari Kim Jong Un sekaligus pejabat senior Partai Buruh yang berkuasa, Kim Yo Jong telah memerintahkan militer untuk mengambil tindakan balasan selanjutnya untuk Korsel soal perselisihan tersebut.

Sementara itu, pasca mendapat ancaman putus hubungan, Korea Selatan telah menjatuhkan hukum terhadap dua kelompok pembelot sebagai tanggapan. Negara yang dipimpin Presiden Moon Jae-in itu mengatakan alasan hukuman dijatuhkan adalah karena mereka menyulut ketegangan lintas-batas, menimbulkan risiko bagi penduduk yang tinggal di dekat perbatasan dan menyebabkan kerusakan lingkungan.

Tetapi, kelompok-kelompok itu telah mengabaikan hal itu dan mengatakan akan terus melakukan kampanye yang telah direncanakan minggu ini.

Sebagai tanggapan atas ketegangan, pada Senin lalu Moon Jae-in juga telah meminta Korut untuk terus menjaga perjanjian damai yang dicapai oleh kedua pemimpin dan kembali berdialog.


(res)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Ancaman Perang Kian Nyata, Korut Tolak Tawaran Damai Korsel

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular