
Heboh Hubungan China & Australia yang Makin Memanas, Ada Apa?

Jakarta, CNBC Indonesia - Pengadilan China baru-baru ini menghukum mati seorang pria Australia karena menyelundupkan narkoba. Namun, menurut Menteri Perdagangan dan Pariwisata Australia, Simon Birmingham, langkah China tidak perlu dikaitkan dengan perselisihan yang sedang terjadi antara kedua negara.
"Ini adalah pengingat bagi semua warga Australia ... bahwa undang-undang Australia tidak berlaku di luar negeri, bahwa negara-negara lain memiliki hukuman yang jauh lebih keras, terutama dalam kaitannya dengan hal-hal seperti perdagangan narkoba," kata Birmingham kepada Sky News, Minggu (14/6/2020).
"Kita seharusnya tidak memandangnya seperti itu," lanjutnya saat ditanya apakah insiden ini terkait dengan pertikaian politik yang sedang berlangsung antara China dan Australia.
Seorang pria Australia yang diputuskan mendapatkan hukuman mati oleh pengadilan Pengadilan Rakyat Menengah Guangzhou pada Sabtu (13/6/2020) bernama Cam Gillespie. Ia ditangkap karena membawa lebih dari 7,5 kg metamfetamin dalam bagasi saat akan naik pesawat di Bandara Baiyun, Guangzhou, pada 2013.
Hukuman mati oleh China bukan hal yang jarang terjadi. Namun, hal itu diputuskan di tengah-tengah memanasnya hubungan AS-China setelah PM Australia Scott Morrison menyatakan ingin melakukan penyelidikan independen soal asal-usul virus corona baru penyebab Covid-19 yang telah mewabah di banyak negara dunia, termasuk Australia.
Virus corona merupakan virus mematikan yang pertama kali ditemukan di Wuhan, China, pada Desember 2019. Virus itu telah menginfeksi 7.873.198 orang di seluruh dunia per Minggu ini. Di mana 432.477 orang telah meninggal karenanya dan 4.043.393 sembuh. Sementara itu Australia memiliki 7.320 kasus Covid-19 sejauh ini, dengan 102 kematian dan 6.815 sembuh.
Pemerintah China sebelumnya telah mengeluarkan klaim virus kemungkinan berasal dari hewan liar yang dijual di pasar seafood yang ada di Wuhan. Namun, banyak kabar bilang virus itu merupakan buatan manusia sebagai senjata biologis di sebuah laboratorium virus yang ada di Wuhan.
China telah menolak keras tuduhan virus buatan itu dan juga permintaan Australia untuk melakukan penyelidikan independen.
Setelahnya, China menerapkan tarif impor tinggi pada komoditas gandum Australia dan menghentikan impor daging sapi dari empat produsen daging Negeri Kanguru. Namun, China mengklaim langkah itu tidak ada hubungannya dengan perselisihan mereka seputar penyelidikan independen.
Tak lama setelah itu, China juga mengeluarkan imbauan pada warganya agar tidak berwisata ke Australia. Seruan serupa juga dikeluarkan untuk para mahasiswa yang belajar di Australia. Mereka diimbau untuk menghindari Australia karena menganggap banyak kejadian rasisme pada orang Asia terjadi di Australia di tengah pandemi.
Pemerintah Australia telah menentang tuduhan rasisme itu. Mereka pun menyatakan Australia adalah tempat yang aman bagi warga asing, termasuk warga China.
"Keberhasilan kami dalam meratakan kurva berarti kami adalah salah satu negara teraman di dunia bagi siswa internasional untuk tinggal saat ini," kata Menteri Pendidikan Australia Dan Tehan dalam sebuah pernyataan, sebagaimana dilaporkan AFP, Rabu.
"Kami menolak pernyataan China bahwa Australia adalah tujuan yang tidak aman bagi siswa internasional," lanjutnya.
Terbaru, China mengumumkan hukuman mati pada Gillespie. Sebagai tanggapan atas kasus ini, Australia mengatakan akan terus memberikan bantuan konsuler dan membuat perwakilan atas nama Gillespie.
Selain itu, lanjut Birmingham, Australia juga masih ingin merundingkan perselisihannya dengan China dan bersedia mengunjungi China untuk mengadakan pembicaraan.
"Tetapi diskusi ini perlu terjadi di antara para pemimpin, di antara para menteri juga, dan saya berharap bahwa kita akan melihat China menyetujui hal itu dan melakukannya, idealnya, sesegera mungkin. Tidak perlu menunggu kunjungan, itu bisa dilakukan melalui pertemuan virtual," katanya seperti dikutip laman SCMP, Minggu (14/6/2020).
Sebelumnya pemerintah Australia telah mengirimkan ajakan untuk berunding. Namun China belum juga memberikan jawaban atas ajakan tersebut.
(miq/miq)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Panas Dingin Hubungan Australia - China