
Diserang China Bertubi-tubi, PM Australia: Tak Boleh Nyerah

Jakarta, CNBC Indonesia - Perdana Menteri Australia Scott Morrison mengatakan negaranya tidak akan pernah menyerah pada paksaan negara lain dalam hal apapun dan tidak akan pernah mau diintimidasi.
Hal itu merupakan jawaban yang dikeluarkannya untuk menjawab pertanyaan wartawan yang menanyakan apakah Australia akan terus menerima ekspor dari China, di tengah perselisihan kedua negara.
"Kami adalah negara perdagangan terbuka, kawan, tetapi saya tidak akan pernah memperdagangkan nilai-nilai kami sebagai tanggapan atas paksaan dari mana pun asalnya," kata Morrison kepada stasiun radio 2GB, Kamis (11/5/2020).
Cina adalah mitra dagang terbesar Australia, dengan perdagangan dua arah senilai A$ 235 miliar per tahun. Namun kedua negara telah terlibat perselisihan dalam sebulan terakhir pasca Australia meminta dilakukan penyelidikan internasional terhadap asal-usul virus corona (COVID-19) yang telah menginfeksi tujuh juta lebih orang di seluruh dunia.
Permintaan Australia untuk menyelidiki asal sebenarnya virus yang diklaim China berasal dari hewan liar itu telah membuat China marah. Negara itu telah menerapkan tarif tinggi pada impor gandum Australia setelahnya, meski mengklaim langkah itu tidak ada hubungannya dengan perselisihan mereka seputar wabah. Selain itu, China juga telah melarang impor daging sapi Australia.
Kemarahan China meningkat setelah Majelis Kesehatan Dunia memutuskan untuk mendukung penyelidikan independen yang dipimpin Australia dan Uni Eropa tersebut bulan lalu.
Pada Selasa lalu Departemen Pendidikan China telah mengeluarkan imbauan pada para siswanya yang menempuh pendidikan di Negeri Kanguru untuk mempertimbangkan kembali negara tempat belajar mereka.
Seruan itu terancam menghancurkan sektor pendidikan Australia, industri ekspor terbesar keempat negara itu. Sektor pendidikan internasional biasanya menghasilkan senilai A$ 38 miliar (US$ 26 miliar) setiap tahun, menurut Reuters.
China juga telah mengimbau warganya untuk tidak berwisata ke Australia. Pejabat-pejabat China yang menyerukan hal tersebut mengatakan alasannya adalah karena ada banyak tindakan rasisme terhadap orang-orang Asia di tengah pandemi virus corona (COVID-19).
Tuduhan itu telah dengan tegas ditentang Australia. "Itu omong kosong. Ini pernyataan konyol dan ditentang. Itu bukan pernyataan yang dibuat oleh pimpinan China," kata Morrison dalam wawancara terpisah dengan 3AW, menurut Reuters.
Hal itu kembali ditekankannya dalam siarannya dengan 2GB.
"Australia menyediakan produk pendidikan dan pariwisata terbaik di dunia," kata Morrison. "Kemampuan bagi warga negara China untuk dapat memilih untuk datang ke Australia (secara substansial) telah menjadi keputusan mereka. Dan saya sangat yakin akan daya tarik produk kami."
Menurut seorang juru bicara Departemen Luar Negeri dan Perdagangan, Australia telah mengajukan protes kepada kementerian luar negeri China di Beijing, dan kedutaan besar China di Canberra, soal peringatan perjalanan dan larangan pada pelajar China tersebut.
(res) Next Article Bukan AS! China & Australia yang Makin Panas, Ini Buktinya
