
Kontraktor Migas RI Ramai-ramai Potong Capex 25%

Jakarta, CNBC Indonesia - Dampak dari pandemi corona (Covid-19) yang membuat harga minyak anjlok, sangat berdampak pada industri hulu migas. Mereka perlu memutar otak agar bisnis tetap bisa berjalan.
Deputi Operasi Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Migas (SKK Migas) Julius Wiratno mengatakan salah satu langkah yang diambil yakni dengan mengurangi capital expenditure (Capex). Sehingga kegiatan operasional tetap bisa berjalan.
Hal ini menurutnya sudah disepakati oleh semua Kontraktor Kontrak Kerja Sama (KKKS). "Spending ini akan berpengaruh terhadap fasilitas produksi maupun pengeboran akan berpengaruh terhadap produksi. Itu disebabkan karena memang kemarin Covid dan penurunan harga minyak," ujarnya dalam webinar, Kamis, (11/06/2020).
Lebih lanjut ia mengatakan pemangkasan Capex para kontraktor migas mencapai rata-rata 25% daripada rencana tahun ini. Menurutnya anggaran Capex tahun ini sebesar US$ 253 miliar kemudian diturunkan menjadi US$ 179 miliar.
Artinya terdapat pemangkasan sebanyak US$ 74 miliar
"Di industri hulu migas terjadi pengurangan Capex yang memang sudah sepakat, jumlah 2020 ini total US$ 253 bilion, dipangkas 25% lebih US$ 179 bilion," paparnya.
Menurutnya, selain harga minyak kurs juga berdampak pada opeasional, eksplorasi, dan produksi. Lalu banyak personel yang dibatasi pergerakannya dan harus dikarantina, sehingga berpengaruh cukup besar.
"Di lokal penunjang juga berpengaruh karena ada yang terlambat sehingga terjadi penurunan produkstivitas," jelasnya.
Target lifting tahun ini untuk migas dikoreksi. Lifting minyak yang mulanya 755.000 BOPD dikoreksi menjadi 705.000 BOPD. Lalu untuk lifting gas turun dari 6,670 mmscfd menjadi 5,536 mmscfd.
(gus/gus)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Tak Kuat, 14 Kontraktor Migas RI Minta Revisi Target Produksi