
New Normal, Lulusan Vokasi Ternyata Lebih Dibutuhkan, Kenapa?

Jakarta, CNBC Indonesia - Skema new normal pada awal Juni ini, kebutuhan industri terhadap tenaga kerja diperkirakan bakal sedikit bergeser. Salah satu yang diperkirakan bakal lebih diutamakan adalah keberadaan lulusan vokasi termasuk diploma, politeknik, bahkan juga sekolah kejuruan.
Wakil Ketua Umum Bidang Ketenagakerjaan dan Hubungan Industrial Antonius Joenoes Supit menilai kebutuhan tenaga kerja vokasi makin dibutuhkan setelah masa pandemi Covid-19. Juga memasuki skema new normal saat ini. Apalagi, sebelumnya pun memang sudah banyak dibutuhkan.
"Tanpa ada krisis pun, kita membutuhkan vokasi, apalagi sekarang ini dalam kondisi persaingan lebih banyak. Sehingga betul-betul diperlukan tenaga terampil karena dengan vokasi kita mendidik orang dengan betul-betul siap bekerja," kata Antonius kepada CNBC Indonesia, Rabu (10/6).
Dalam kurikulum yang dipelajari oleh pelajar vokasi, umumnya mereka lebih banyak mendalami praktik dibanding teori. Termasuk menguasai bagian teknis di lapangan. Antonius menilai itu modal besar dari pekerja agar bisa adaptif, terutama menghadapi sistem serta cara kerja baru memasuki new normal ini.
"Vokasi harus kita artikan sistem ganda, apa itu? Bekerja sambil sekolah. Idealnya 70% di pabrik, 30% teori di sekolah. Itu pun teori yang related dengan kompetensi di lapangan," sebutnya.
Meski diproyeksikan bisa menerima manfaat dari pegawai terampil, namun tetap harus diperhatikan dalam menjaga kemampuan dari masing-masing pegawai. Antonius menekankan perusahaan sebaiknya tetap memiliki instruktur yang dapat mengevaluasi kemampuan pegawai secara simultan.
"Termasuk harus punya kurikulum di tempat kerja. Ada pengawasan fasilitas. Orang akan gunakan tenaga kerja yang seproduktif mungkin, karena itu perlu pelatihan benar," katanya.
(hoi/hoi) Next Article Saat New Normal, Ini Sederet Alasan Lulusan Vokasi Dibutuhkan