
AS Memang Resesi, Tapi Rasanya Tak Akan Lama
Hidayat Setiaji, CNBC Indonesia
09 June 2020 13:50

Jakarta, CNBC Indonesia - Amerika Serikat (AS) sepertinya menjadi negara yang paling nelangsa akibat pandemi virus corona (Coronavirus Disease-2019/Covid-19). Selain jumlah kasus yang tinggi (bahkan nomor satu di dunia), ekonomi Negeri Paman Sam juga hancur berkeping-keping.
Mengutip data Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) per 8 Juni, jumlah pasien positif corona di AS mencapai 1.915.712 orang. AS menjadi negara dengan kasus corona terbanyak di dunia. Bahkan Brasil di peringkat kedua membukukan kasus tidak sampai setengah dari apa yang terjadi AS.
Penyebaran virus corona yang begitu cepat dan masif membuat pemerintah di berbagai negara bagian AS menerapkan kebijakan pembatasan sosial (social distancing). Bahkan di beberapa daerah dosisnya lebih tinggi yaitu dengan karantina wilayah (lockdown).
Aktivitas masyarakat yang sangat terbatas membuat roda ekonomi AS tidak bergerak. Akibatnya, ekonomi AS terkontraksi (tumbuh negatif) -4,8% pada kuartal I-2020. Ini menjadi pencapaian terburuk sejak Depresi Besar pada 1930-an.
Pada kuartal II-2020, sepertinya ekonomi AS bakal lebih terpuruk. Bank Sentral AS (The Federal Reserve/The Fed) cabang Atlanta memperkirakan kontraksi ekonomi pada April-Juni 2020 mencapai -53,8%. Kalau kejadian, ini bakal lebih parah dari Depresi Besar.
"Investasi pada kuartal II diperkirakan mengalami kontraksi -64,2%. Sementara kontribusi net ekspor adalah 0,07 poin persentase," sebut laporan GDPNow terbitan The Fed Atlanta.
Apabila ekonomi kembali terkontraksi pada kuartal II-2020, maka AS resmi masuk ke jurang resesi. Kontraksi terjadi dua kuartal beruntun dalam tahun yang sama.
Mengutip data Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) per 8 Juni, jumlah pasien positif corona di AS mencapai 1.915.712 orang. AS menjadi negara dengan kasus corona terbanyak di dunia. Bahkan Brasil di peringkat kedua membukukan kasus tidak sampai setengah dari apa yang terjadi AS.
Penyebaran virus corona yang begitu cepat dan masif membuat pemerintah di berbagai negara bagian AS menerapkan kebijakan pembatasan sosial (social distancing). Bahkan di beberapa daerah dosisnya lebih tinggi yaitu dengan karantina wilayah (lockdown).
Aktivitas masyarakat yang sangat terbatas membuat roda ekonomi AS tidak bergerak. Akibatnya, ekonomi AS terkontraksi (tumbuh negatif) -4,8% pada kuartal I-2020. Ini menjadi pencapaian terburuk sejak Depresi Besar pada 1930-an.
Pada kuartal II-2020, sepertinya ekonomi AS bakal lebih terpuruk. Bank Sentral AS (The Federal Reserve/The Fed) cabang Atlanta memperkirakan kontraksi ekonomi pada April-Juni 2020 mencapai -53,8%. Kalau kejadian, ini bakal lebih parah dari Depresi Besar.
"Investasi pada kuartal II diperkirakan mengalami kontraksi -64,2%. Sementara kontribusi net ekspor adalah 0,07 poin persentase," sebut laporan GDPNow terbitan The Fed Atlanta.
Apabila ekonomi kembali terkontraksi pada kuartal II-2020, maka AS resmi masuk ke jurang resesi. Kontraksi terjadi dua kuartal beruntun dalam tahun yang sama.
Next Page
Resesi Tak Akan Lama, Semoga...
Pages
Tags
Related Articles
Recommendation

Most Popular