Skenario Terburuk Bank Dunia: PDB Global Minus 5%-8%

Cantika Adinda Putri, CNBC Indonesia
09 June 2020 13:34
Bank Dunia
Foto: Reuters
Jakarta, CNBC Indonesia - Bank Dunia memiliki dua skenario dalam memproyeksikan ekonomi global yang terjadi di 2020. Produk Domestik Bruto (PDB) diramal bisa minus 5,2% atau minus 8%. Semua karena pandemi virus corona atau covid-19.

Presiden Bank Dunia David Malpass mengatakan bahwa resesi ekonomi yang terjadi karena pandemi covid-19 merupakan resesi ekonomi yang terdalam sejak terjadi Perang Dunia II. Bahkan disebut sebagai resesi karena pandemi yang pertama terjadi sejak 1870.

"Ekonomi global pada tahun ini bisa minus 5.2% akibat pandemi virus corona. Perkiraan dasar kami resesi global ini terdalam sejak Perang Dunia II," jelas Malpass dalam Laporan Global Economic Prospects Juni 2020 seperti dikutip CNBC Indonesia, Selasa (9/6/2020).

Penurunan ekonomi di tahun ini bukan hanya terjadi di negara maju, tapi juga terjadi di negara berkembang. Di mana perekonomian di negara maju diperkirakan akan -7% di tahun ini. Dan akan pulih pada 2021, dengan pertumbuhan ekonomi mencapai 3,9%.

Sementara di negara berkembang, Bank Dunia meramal perekonomian akan mengalami -2,% dan akan pulih pada 2021, dengan pertumbuhan ekonomi mencapai 4,6%.

Menurut Malpass berdasarkan analisanya, pandemi covid-19 telah menekan konsumsi dan investasi di hampir seluruh dunia. Bahkan pandemi telah memperberat laju sektor keuangan, komoditas, perdagangan global, rantai pasokan, perjalanan, dan pariwisata.

Di samping itu, tingkat utang yang tinggi akan membawa krisis keuangan di banyak negara. Hal ini tentu berdampak pada perekonomian secara global lebih serius. Di mana perhitungan Bank Dunia PDB akan mencapai -8% pada 2020.

Dalam skenario terburuk, pertumbuhan ekonomi global pada 2021 sangat sulit untuk pulih, dan kemungkinan hanya meningkat 1% saja.

Sementara dalam skenario optimistis, Bank Dunia meramal ekonomi global bisa tumbuh 3% di tahun ini dan kembali pulih menjadi di atas 5% di 2021.

Bank Dunia memandang, pembuat kebijakan di seluruh negara menghadapi tantangan berat. Jika resesi global yang terjadi pada 2009 banyak negara berkembang dinilai mampu memberikan tanggapan fiskal dan moneter skala besar yang cukup efektif, kondisi saat ini jauh berbeda.

"Banyak negara berkembang kurang siap menghadapi kondisi buruk saat ini, karena secara bersamaan menghadapi krisis kesehatan masyarakat berbiaya besar dan hantaman ekonomi," jelas Bank Dunia dalam laporannya.


(dru) Next Article Bank Dunia Beri Ramalan Kurang Oke untuk Ekonomi RI: PDB 3,7%

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular