
Covid-19 Bikin Angka Kemiskinan Dunia Melonjak 60 Juta Orang
Cantika Adinda Putri, CNBC Indonesia
09 June 2020 13:25

Jakarta, CNBC Indonesia - World Bank atau Bank Dunia mencatat bahwa pandemi virus corona telah membuat krisis ekonomi global paling luas sejak 1870. Hal ini akan berdampak signifikan terhadap peningkatan angka kemiskinan di seluruh dunia.
Bank Dunia dalam laporannya mengatakan 90% dari 183 perekonomian negara mereka kaji, diproyeksikan terjadi penurunan Produk Domestik Bruto (PDB) pada 2020. Bahkan lebih dari 85% negara mengalami resesi paling dalam sejak tahun 1930.
Laporan Bank Dunia bertajuk Global Economic Prospects (GEP) edisi Juni 2020, dituliskan bahwa penurunan PDB dunia akan menjadi penurunan yang paling curam sejak perang dunia kedua.
Menurut Bank Dunia, PDB global akan mengalami -5,2% tahun ini. Ekonomi di negara maju diperkirakan menjadi -7% di tahun ini. Hal ini karena supply dan demand yang terganggu, karena adanya lockdown atau karantina wilayah yang diterapkan oleh negara-negara tersebut untuk mengurangi penyebaran virus corona.
Kontraksi terdalam terjadi di Jepang yang mencapai -9,1%. Sementara di Amerika Serikat, ekonominya diramal -7% dan Uni Eropa -6.1%. Namun pada 2021, ekonomi negara maju diperkirakan bisa tumbuh 3,9%. Perekonomian Jepang diperkirakan pulih dan tumbuh 2,5%, AS tumbuh 4%, dan Uni Eropa tumbuh 4,5 persen.
Sementara di negara berkembang, perekonomian diprediksi akan mengalami -2,5%. Hal ini karena negara berkembang belum begitu melakukan pembatasan ketat dalam mengatasi penyebaran virus dan jaring pengaman pemerintah yang terbilang tidak meluas. Pada 2021, pertumbuhan ekonomi di negara berkembang akan menjadi 4,6%.
"Penghasilan per kepala diperkirakan menurun 3,6% diseluruh dunia. Hal ini membuat angka kemiskinan meningkat di tahun ini," tulis Bank Dunia dalam laporannya, dikutip CNBC Indonesia, Selasa (9/6/2020).
Bulan lalu Bank Dunia memang sempat mengatakan pandemi akan membuat 60 juta orang masuk ke jurang kemiskinan di tahun ini. Dan Bank Dunia memperingatkan risiko dari pandemi yang lebih berkepanjangan, pergolakan pasar keuangan dan perusahaan-perusahaan yang bangkrut.
"Ini dapat memicu kehancuran yang lebih besar dalam PDB dunia tahun ini, bisa menyentuh -8% karena pemulihan ekonomi di 2021 yang cenderung lamban," tulis laporan Bank Dunia tersebut.
"Seluruh dunia harus bersatu untuk menemukan cara untuk membangun kembali pemulihan dengan penuh upaya dalam mencegah lebih banyak orang jatuh ke dalam kemiskinan dan pengangguran," jelas Bank Dunia.
(dru) Next Article Berat... Pemulihan Ekonomi RI Tak akan Merata di 2021
Bank Dunia dalam laporannya mengatakan 90% dari 183 perekonomian negara mereka kaji, diproyeksikan terjadi penurunan Produk Domestik Bruto (PDB) pada 2020. Bahkan lebih dari 85% negara mengalami resesi paling dalam sejak tahun 1930.
Laporan Bank Dunia bertajuk Global Economic Prospects (GEP) edisi Juni 2020, dituliskan bahwa penurunan PDB dunia akan menjadi penurunan yang paling curam sejak perang dunia kedua.
Kontraksi terdalam terjadi di Jepang yang mencapai -9,1%. Sementara di Amerika Serikat, ekonominya diramal -7% dan Uni Eropa -6.1%. Namun pada 2021, ekonomi negara maju diperkirakan bisa tumbuh 3,9%. Perekonomian Jepang diperkirakan pulih dan tumbuh 2,5%, AS tumbuh 4%, dan Uni Eropa tumbuh 4,5 persen.
Sementara di negara berkembang, perekonomian diprediksi akan mengalami -2,5%. Hal ini karena negara berkembang belum begitu melakukan pembatasan ketat dalam mengatasi penyebaran virus dan jaring pengaman pemerintah yang terbilang tidak meluas. Pada 2021, pertumbuhan ekonomi di negara berkembang akan menjadi 4,6%.
"Penghasilan per kepala diperkirakan menurun 3,6% diseluruh dunia. Hal ini membuat angka kemiskinan meningkat di tahun ini," tulis Bank Dunia dalam laporannya, dikutip CNBC Indonesia, Selasa (9/6/2020).
Bulan lalu Bank Dunia memang sempat mengatakan pandemi akan membuat 60 juta orang masuk ke jurang kemiskinan di tahun ini. Dan Bank Dunia memperingatkan risiko dari pandemi yang lebih berkepanjangan, pergolakan pasar keuangan dan perusahaan-perusahaan yang bangkrut.
"Ini dapat memicu kehancuran yang lebih besar dalam PDB dunia tahun ini, bisa menyentuh -8% karena pemulihan ekonomi di 2021 yang cenderung lamban," tulis laporan Bank Dunia tersebut.
"Seluruh dunia harus bersatu untuk menemukan cara untuk membangun kembali pemulihan dengan penuh upaya dalam mencegah lebih banyak orang jatuh ke dalam kemiskinan dan pengangguran," jelas Bank Dunia.
(dru) Next Article Berat... Pemulihan Ekonomi RI Tak akan Merata di 2021
Most Popular