
Sri Mulyani Rilis PMK Bank Jangkar, Begini Gerak Saham Bank

Jakarta, CNBC Indonesia - Kemarin (9/6/20) Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati resmi mengeluarkan aturan soal Bank Jangkar. Aturan yang tertuang dalam Peraturan Menteri Keuangan (PMK) nomor 64/PMK.05/2020 ini berisi tentang penempatan dana pada bank peserta dalam rangka pemulihan ekonomi nasional.
"Penempatan Dana adalah kegiatan yang dilakukan oleh pemerintah dengan menempatkan sejumlah dana pada bank umum tertentu dengan bunga tertentu." bunyi pasal 1 ayat 3 dalam ketentuan umum PMK tersebut.
Fungsi bank jangkar atau Bank Peserta adalah bank yang menerima Penempatan Dana pemerintah dan menyediakan dana penyangga likuiditas bagi bank pelaksana yang membutuhkan dana penyangga likuiditas.
Bagaimana dampak kepastian aturan bank jangkar terhadap harga saham perbankan hari ini? Simak tabel berikut.
Hari ini mayoritas saham perbankan di Indonesia terpantau menguat. Penguatan ini dipimpin oleh PT Bank BTPN Tbk (BTPN) yang berhasil menguat 5,38% ke level harga Rp 2.350/unit.
Selanjutnya ada Bank Pelat Merah PT Bank Tabungan Negara Tbk (BBTN) yang berhasil terapresiasi 4,26% ke level harga Rp 1.225/unit.
Saham perbankan yang diborong bersih investor asing hari ini paling banyak pada saham PT Bank Central Asia Tbk (BBCA) sebanyak Rp 25 miliar. Akumulasi beli investor asing tersebut berhasil mengerek harga BBCA naik 0,42% ke level harga Rp 29.625/unit.
Sedangkan yang paling banyak dijual bersih oleh investor asing adalah PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI). Terjadi net sell asing di saham ini sebanyak Rp 101 miliar, dampaknya harga BBRI gagal bergerak dari penutupan kemarin tetal di level harga Rp 3.300/unit.
Para pelaku pasar nampaknya sudah melupakan isu bank jangkar yang bulan lalu sempat membuat ambruk harga-harga saham perbankan. Kini investor lebih berfokus kepada sentimen positif siap dibukanya kembali perekonomian Indonesia dengan New Normal. Indeks perbankan JKBANK15 sendiri terpantau naik tinggi 0,91%.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(trp/trp) Next Article Skandal "Uang Haram" Saham HSBC Anjlok Terendah Sejak 1995