Internasional

Fakta George Floyd, Si 'Giant Gentle' yang Hebohkan AS

Rehia Sebayang, CNBC Indonesia
09 June 2020 13:05
Infografis: George Floyd, Sosok yang Membuat AS 'Membara'
Foto: Infografis/George Floyd, Sosok yang Membuat AS 'Membara'/Arie Pratama

Jakarta, CNBC Indonesia - Nama George Floyd ramai disebut belakangan di seluruh penjuru dunia pasca kematiannya di tangan polisi Amerika Serikat (AS) viral di dunia maya. Di mana kejadian itu telah memicu demo anti-rasisme besar di berbagai negara bagian AS.

Namun, tak banyak yang diketahui dari pria Afrika-Amerika berusia 46 tahun itu selain ia menjadi korban ketidakadilan. Jadi, siapa sebenarnya Floyd dan apa yang dilakukannya hingga ia meninggal di tangan polisi?

Pastor Eddie Anderson, center, of McCarty Memorial Church, stands behind caskets and and image of George Floyd, Monday, June 8, 2020, in Los Angeles during a protest over the death of Floyd on May 25 after he was restrained by Minneapolis police.. (AP Photo/Marcio Jose Sanchez)Foto: Upacara kematian George Floyd AP/Marcio Jose Sanchez
Pastor Eddie Anderson, center, of McCarty Memorial Church, stands behind caskets and and image of George Floyd, Monday, June 8, 2020, in Los Angeles during a protest over the death of Floyd on May 25 after he was restrained by Minneapolis police.. (AP Photo/Marcio Jose Sanchez)



Menurut AFP, di mata teman-teman dan keluarga, Floyd yang memiliki tinggi 1,93 meter dikenal sebagai "giant gentle" atau raksasa yang lembut. Ia merupakan rapper dan atlet yang pernah terjerat kasus hukum akibat kecanduan obat-obatan terlarang.

Namun Floyd juga dikenal sebagai ayah yang baik.

Floyd yang dilahirkan pada tahun 1973 di North Carolina, tumbuh besar di Houston setelah ibunya pindah ke wilayah itu tak lama setelah dia dilahirkan. Dia tumbuh besar di Lingkungan Ketiga, lingkungan yang miskin dan sebagian besar diisi oleh penduduk Amerika keturunan Afrika di Houston tengah.

"Kami tidak memiliki banyak hal, tapi kami selalu saling memiliki," kata sepupunya Shareeduh Tate, menceritakan keadaan mereka pekan lalu di Minneapolis.

Salah satu gurunya, Waynel Sexton, mengatakan bahwa pada usia tujuh tahun Floyd bercita-cita untuk menjadi hakim Mahkamah Agung. Semasa kuliah, ia dikenal berbakat dalam hal olahraga seperti basket dan sepak bola.

Sementara di mata adik-adiknya, Floyd dikenal sebagai orang yang bertanggung jawab dan contoh yang baik. Ia juga memiliki banyak teman di lingkungannya.

"Dia mengajarkan kami bagaimana menjadi seorang pria karena dia sudah ada di dunia sebelum kami," kata adik lelakinya Philonise dalam acara peringatan pekan lalu.

"Dia dikenal sebagai monster di pengadilan ... Tapi dalam hidup, secara umum, saat berbicara dengan orang-orang, ia adalah raksasa yang lembut."

Setelah lulus kuliah, Floyd kembali ke Houston untuk membantu keluarganya sebelum kemudian terjun menjadi penyanyi hip-hop pada 1990-an. Ia memiliki nama panggung "Big Floyd" dan sempat sukses.

Namun, ia juga kerap kali terlibat kasus hukum karena pencurian dan pengedaran narkoba. Media lokal mengabarkan bahwa Floyd pernah dipenjara pada awal 2000-an karena melakukan pencurian bersenjata da menjalani hukuman empat tahun.



Setelah keluar dari penjara, Floyd yang mengidolakan Lebron James menjadi taat beragama dan menyebarkan agama. Ia kerap mengajarkan orang-orang muda tentang agama sambil melatih mereka olahraga bola basket.

"Dia kuat, dia jago dalam kata-kata," kata orang Philonise.

Floyd juga pernah membahas soal agama dan perdamaian dalam salah satu postingannya di media sosial.

"Saya memiliki kekurangan dan cela, dan saya tidak lebih baik dari orang lain," tulis Floyd di Instagram pada 2017.

"Tapi, bung, penembakan yang terjadi, bung, aku tidak peduli agama apa yang kamu peluk, bung, atau di mana kamu berada, bung. Aku mencintaimu, dan Tuhan mencintaimu, bung. Letakkan senjata itu, bung."

Floyd pindah ke Minneapolis pada 2014. Tujuannya adalah untuk memiliki kehidupan baru dan mencari pekerjaan yang lebih stabil untuk membiayai hidup Istri dan anak perempuannya yang baru lahir. Anak perempuannya yang bernama Gianna itu kini baru berusia enam tahun.

Dia bekerja sebagai sopir truk untuk Salvation Army dan kemudian sebagai penjaga pintu di sebuah bar. Namun ia kehilangan pekerjaan itu di saat pandemi virus corona (COVID-19) mewabah dan memaksa berbagai bisnis untuk tutup.

Kematian Floyd terjadi pada 25 Mei lalu, tak lama setelah dirinya mendapat perlakuan keras saat ditangkap polisi karena diduga memakai uang palsu. Floyd dicurigai memakai uang palsu senilai US$ 20 saat membeli rokok di sebuah toko kelontong.



Dari berbagai video yang beredar, saat penangkapan akibat kasus itu, leher Floyd ditekan dengan lutut oleh salah satu polisi yang menangkapnya. Ia pada saat itu sedang dalam keadaan telungkup dan diborgol. Floyd juga sempat memohon untuk dilepaskan dan berkata kesulitan bernapas. Namun polisi tersebut mengabaikannya.

Tindakan keras yang diterima Floyd banyak disangkutpautkan dengan rasisme. Akibat itu, demo besar terjadi di wilayah itu sehari setelahnya. Demo anti-rasisme untuk membela Floyd dan kulit hitam lainnya kemudian menyebar ke berbagai negara bagian AS dan juga ke beberapa negara di dunia, termasuk Inggris.

Hari Selasa ini, jasad Floyd akan dimakamkan di Houston di sebelah ibunya Larcenia, yang meninggal pada tahun 2018. Sebelumnya pada Senin, ribuan orang telah membanjiri tempat ia disemayamkan untuk memberikan penghormatan terakhir.

"Saya menginginkan keadilan baginya, dan saya menginginkan keadilan baginya karena dia baik. Tidak peduli apa pun yang dipikirkan orang, dia baik," kata Roxie Washington, ibu dari putri Floyd dalam sebuah kesempatan pasca kematian Floyd.

[Gambas:Video 20detik]


(res) Next Article Kematian George Floyd & Derita 'Ekonomi' Warga Kulit Hitam AS

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular