
Buntut Email Rasis George Floyd, Wali Kota California Mundur

Jakarta, CNBC Indonesia - Wali Kota Temecula, James Stewart, di Calfornia Selatan, Amerika Serikat (AS), mengundurkan diri dari jabatannya setelah beredar surat elekronik (email) kontroversial yang dinilai rasis soal pembunuhan warga kulit berwarna oleh polisi. Email tersebut menjadi sorotan di tengah maraknya aksi memprotes rasialisme dan kebrutalan polisi usai kematian warga sipil George Floyd.
George Floyd adalah seorang pria kulit hitam berusia 46 tahun. Ia tewas karena tindakan oknum polisi Minneapolis yang menahannya.
Ia meninggal saat hendak ditangkap. Kematiannya justru membuat semangat anti rasisme di AS menyebar. Tragedi ini, tulis AFP, bermula saat Floyd ditangkap karena diduga melakukan transaksi memakai uang palsu. Uang yang ia gunakan senilai US$ 20 (Rp 292.000).
Dilansir Associated Press (AP) dan New York Post, Sabtu (6/6/2020), dalam email kontroversial itu, Wali Kota Temecula, James Stewart, menyatakan dirinya tidak 'meyakini bahwa ada orang kulit berwarna yang baik yang dibunuh oleh polisi'.
![]() Unjuk rasa dukung George Floyd berujung rusuh sampai Paris. AP/Rafael Yaghobzadeh |
Dia membahas hal ini dalam konteks secara lokal di wilayah Temecula.
Stewart telah meminta maaf atas email itu pada Kamis (4/6) waktu setempat. Dia menegaskan dirinya tidak bermaksud menggunakan kata 'baik' dalam pesannya itu.
Stewart mengakui bahwa dirinya penderita disleksia dan memakai aplikasi voice text saat mengirimkan pesan email itu pada Selasa (2/6) malam. Dia sekali lagi, mengakui bahwa dirinya tidak menyadari adanya kata tambahan 'baik' dalam email-nya itu.
"Sangat disayangkan, saya tidak meluangkan waktu untuk mengoreksi apa yang saya rekam. Saya sama sekali tidak mengatakan itu," ucap Stewart kepada Riverside Press-Enterpise, dilansir AP.
"Kota Temecula, saya mendengar [suara] Anda [semua] , saya setuju dengan Anda, dan saya sangat menyesal [atas kejadian ini]," kata Stewart dalam sebuah pernyataan, dikutip New York Post.
"Anda berhak terluka dan tersinggung. Kesalahan ketik dan respons spontan saya terhadap email tentang topik serius menambah rasa sakit pada saat wiayah kami, dan negara kami, menderita," katanya lagi.
Stewart, yang bersikeras bahwa dia bukan seorang rasis, mengakui bahwa bahkan "permintaan maafnya yang tulus" tidak akan memperbaiki kontroversi tersebut.
Plt Wali Kota Maryann Edwards mengatakan dalam pernyataan yang dikeluarkan pemerintah wilayah itu menegaskan bahwa Temecula "siap untuk menutup persoalan ini" dan terus berjuang melawan ketidakadilan rasial.
(tas/tas) Next Article Kematian COVID-19 di AS Turun, California Longgarkan Lockdown
