
Anies Longgarkan PSBB, 30% Restoran Bakal Pilih Tetap Tutup
Ferry Sandi, CNBC Indonesia
05 June 2020 19:07

Jakarta, CNBC Indonesia - Pelonggaran pembatasan sosial berskala besar (PSBB) di DKI Jakarta untuk bidang restoran akan dibuka mulai pekan kedua Juni 2020. Namun, pelaku usaha memperkirakan tak akan langsung membuka semua bisnisnya.
Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan sudah memberikan lampu hijau bagi pengusaha restoran untuk kembali membuka layanan dine-in, asalkan dengan protokol kesehatan Covid-19 yang benar.
Wakil Ketua Umum Bidang Restoran Persatuan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) Emil Airifin mengaku banyak dari kalangan pengusaha restoran yang ragu untuk membuka kembali restoran mulai 8 Juni. Pasalnya, banyak dari mereka yang sudah kehabisan arus kas sehingga kehilangan modal akibat 3 bulan kehilangan omzet karena stop operasi.
"Terus terang, obrolan teman-teman perkiraan 30% nggak akan buka, bisa jadi permanen tutup. Misal 1 restoran punya 10, ah saya buka 7 aja. Saya tutup di daerah itu-itu, ada 20 dia tutup 6. Jadi nggak semua langsung dibuka, tergantung kondisi situasinya," kata Emil kepada CNBC Indonesia, Jumat (5/6).
Ia mengatakan bagi restoran besar untuk kembali membuka usaha kembali tak jadi kendala. Namun, untuk restoran-restoran kecil tak mudah karena modal terbatas. Emil melihat banyak restoran kecil yang semula sudah giat untuk membuka usaha, kini harus gulung tikar dan terpikirkan untuk membuka usaha lain.
"Kita wait and see, nggak mungkin langsung wah, kita sadari itu. Kita nggak tau sampai kapan, berlaku jarak 1 meter sampai kapan. Berlaku jarak ke restoran, ada yang 40%, 50%, jadi pengunjung segitu masih rugi juga. Setahun atau dua tahun, sampai kapan ini," katanya.
Pilih Jual Aset
(hoi/hoi) Next Article Tak Semua Kantor Wajib Tutup Saat PSBB DKI, Ini Daftarnya
Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan sudah memberikan lampu hijau bagi pengusaha restoran untuk kembali membuka layanan dine-in, asalkan dengan protokol kesehatan Covid-19 yang benar.
Wakil Ketua Umum Bidang Restoran Persatuan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) Emil Airifin mengaku banyak dari kalangan pengusaha restoran yang ragu untuk membuka kembali restoran mulai 8 Juni. Pasalnya, banyak dari mereka yang sudah kehabisan arus kas sehingga kehilangan modal akibat 3 bulan kehilangan omzet karena stop operasi.
"Terus terang, obrolan teman-teman perkiraan 30% nggak akan buka, bisa jadi permanen tutup. Misal 1 restoran punya 10, ah saya buka 7 aja. Saya tutup di daerah itu-itu, ada 20 dia tutup 6. Jadi nggak semua langsung dibuka, tergantung kondisi situasinya," kata Emil kepada CNBC Indonesia, Jumat (5/6).
Ia mengatakan bagi restoran besar untuk kembali membuka usaha kembali tak jadi kendala. Namun, untuk restoran-restoran kecil tak mudah karena modal terbatas. Emil melihat banyak restoran kecil yang semula sudah giat untuk membuka usaha, kini harus gulung tikar dan terpikirkan untuk membuka usaha lain.
"Kita wait and see, nggak mungkin langsung wah, kita sadari itu. Kita nggak tau sampai kapan, berlaku jarak 1 meter sampai kapan. Berlaku jarak ke restoran, ada yang 40%, 50%, jadi pengunjung segitu masih rugi juga. Setahun atau dua tahun, sampai kapan ini," katanya.
Pilih Jual Aset
Ia mengatakan beberapa di antara restoran sudah memiliki niat untuk menjual asetnya.
"Daerah jalan Wijaya 1, Kebayoran ada beberapa mungkin tutup. Kita tau karena antara mereka ada yang nawarin. Yah memang kasian," katanya.
Ia mengungkapkan, banyak pelaku usaha restoran yang tidak sepenuhnya siap untuk membuka kembali operasionalnya. Salah satu kendalanya adalah kehabisan modal setelah tidak mendapat omset selama 3 bulan terakhir.
Emil menyebut, jika nantinya pelaku usaha akan kembali membuka bisnis, tidak semua pegawai yang kemarin dirumahkan atau terkena PHK bakal kembali ditarik bekerja.
"Ada yang awalnya 37 karyawan, sekarang hanya 12 orang aja," sebutnya
(hoi/hoi) Next Article Tak Semua Kantor Wajib Tutup Saat PSBB DKI, Ini Daftarnya
Most Popular