
Ikatan Dokter Ikut Bicara Soal Pelonggaran PSBB
Yuni Astutik, CNBC Indonesia
05 June 2020 17:25

Jakarta, CNBC Indonesia - Ketua Satgas Covid-19 IDI, Prof. dr. Zoebairi Djoerban mengatakan setidaknya ada tujuh hal yang bisa menjadi pertimbangan kapan PSBB dilonggarkan.
"Pertama bila jumlah kasus berkurang, kedua angka kematian turun, ketiga RS tidak penuh," ujarnya saat webinar "Strategi Menghadapi Era Normal Baru" di Jakarta, Jumat (5/6/2020).
Berikutnya yang keempat tes masif sudah dilakukan, kelima sambil tetap waspada gelombang kedua, berikutnya belajar pengalaman negara lain dan terakhir R Value atau R number kurang dari 1.
Berdasarkan catatannya, pada 29 Mei bertambah 124 kasus, 30 Mei 98 kasus dan 1 Juni 111 Kasus. Sementara pada 2 Juni kasus bertambah 76. "Belum berkurang signifikan," ujarnya.
Adapun pencegahan agar jumlah kasus bisa ditekan antara lain dengan cara PSBB seperti yang sudah berlaku saat ini. Dengan tetap menjaga jarak, tutup sekolah, toko, salon, mall, melarang kerumunan, larangan mudik hingga upacara keagamaan.
Kemudian melakukan tes sebanyak mungkin, setidaknya 10 ribu tes per hari. Berikutnya melakukan telusur kontak dan isolasi karantina yang positif. Selanjutnya mengukur temperatur.
"Selanjutnya adalah batasi lalu lintas domestik dan internasional, cuci tangan, masker saat keluar rumah," pungkasnya.
(dob/dob) Next Article Anies Tak Jadi Tarik Rem Darurat, Pengusaha Happy Bukan Main
"Pertama bila jumlah kasus berkurang, kedua angka kematian turun, ketiga RS tidak penuh," ujarnya saat webinar "Strategi Menghadapi Era Normal Baru" di Jakarta, Jumat (5/6/2020).
Berikutnya yang keempat tes masif sudah dilakukan, kelima sambil tetap waspada gelombang kedua, berikutnya belajar pengalaman negara lain dan terakhir R Value atau R number kurang dari 1.
Adapun pencegahan agar jumlah kasus bisa ditekan antara lain dengan cara PSBB seperti yang sudah berlaku saat ini. Dengan tetap menjaga jarak, tutup sekolah, toko, salon, mall, melarang kerumunan, larangan mudik hingga upacara keagamaan.
Kemudian melakukan tes sebanyak mungkin, setidaknya 10 ribu tes per hari. Berikutnya melakukan telusur kontak dan isolasi karantina yang positif. Selanjutnya mengukur temperatur.
"Selanjutnya adalah batasi lalu lintas domestik dan internasional, cuci tangan, masker saat keluar rumah," pungkasnya.
(dob/dob) Next Article Anies Tak Jadi Tarik Rem Darurat, Pengusaha Happy Bukan Main
Most Popular