
IDI & 5 Profesi Dokter Minta PSBB Ketat Pulau Jawa 2 Minggu

Jakarta, CNBC Indonesia - Tim Mitigasi Pengurus Besar Ikatan Dokter Indonesia dan Perhimpunan 5 Profesi Dokter merilis pernyataan sikap perihal lonjakan kasusĀ Covid-19 di tanah air.
Pernyataan itu ditandatangani pada, Minggu (27/6/2021), oleh Ketua Tim Mitigasi PB IDI dr. M. Adib Khumaidi, SpOT, Ketua Perhimpunan Dokter Paru Indonesia (PDPI) Dr. dr. Agus Dwi Susanto, SpP(K), FISR, FAPSR, Ketua Perhimpunan Dokter Spesialis Penyakit Dalam Indonesia (PAPDI) Dr. dr. Sally Aman Nasution, SpPD, K-KV, FINASIM, FACP, Ketua Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) Prof. Dr. dr. Aman Bhakti Pulungan, SpA(K), FAAP, FRCPI (Hon), Ketua Perhimpunan Dokter Spesialis Anestesiologi dan Terapi Intensif Indonesia (PERDATIN), dan Ketua Perhimpunan Dokter Spesialis Kardiovaskuler Indonesia (PERKI) Dr. dr. Isman Firdaus, SpJP(K), FIHA, FAsCC, FAPSIC, FESC, FSCA).
Dalam pernyataan sikap itu, Tim Mitigasi PB IDI dan Perhimpunan 5 Profesi Dokter memaparkan data peningkatan kasus Covid-19 di tanah air. Kenaikan itu diikuti dengan lonjakan kasus kematian berkaitan dengan Covid-19.
Kemudian bed occupancy ratio (BOR) untuk ruang isolasi dan ICU di atas 90%. Setidaknya >24 kabupaten/kota melaporkan keterisian ruang isolasinya di atas 90%. BOR untuk ICU dari berbagai RS mendekati angka 100%.
Tim Mitigasi PB IDI dan Perhimpunan 5 Profesi Dokter juga mengungkapkan terjadi penumpukan pasien dan antrean panjang di banyak Instalasi Gawat Darurat (IGD) RS di kota kota besar. Bahkan banyak pasien yang meninggal saat tiba di IGD.
Kondisi semakin memprihantikan dengan bertambahnya kasus pada dokter, perawat dan tenaga kesehatan lainnya terkonfirmasi positif Covid-19, sehingga perlu menjalani perawatan atau isolasi mandiri. Kondisi itu menyebabkan keterbatasan tenaga untuk melakukan pelayanan, keterbasaan fasilitas dan SDM yang menyebabkan RS kolaps.
Tim Mitigasi PB IDI dan Perhimpunan 5 Profesi Dokter melaporkan sudah terdapat varian baru Covid-19 di berbagai kota di Indonesia. Varian baru tersebut, terutama varian Delta, memiliki karakteristik yang lebih mudah menyebar, menyerang segala usia tanpa perlu ada komorbid, lebih memperberat gejala, lebih meningkatkan kematian dan menurunkan efektifitas vaksin.
Lantaran tidak ingin sistem kesehatan Indonesia menjadi kolaps, Tim Mitigasi PB IDI dan Perhimpunan 5 Profesi Dokter merekomendasikan hal-hal berikut:
1. Agar pemerintah pusat memberlakukan PSBB ketat serentak terutama di Pulau Jawa minimal 2 minggu.
2. Agar pemerintah atau pihak yang berwenang memastikan implementasi serta penerapan PSBB yang maksimal.
3. Agar pemerintah atau pihak yang berwenang melakukan percepatan dan memastikan vaksinasi untuk semua target populasi termasuk untuk anak dan remaja dan tercapai sesuai target, bila mungkin vaksinasi >2 juta perhari, perluas tempat pelayanan vaksinasi.
4. Melakukan tracing dan testing yang masif agar kasus ditemukan sedini mungkin, termasuk untuk anak dan remaja. Angka positivity rate dan jumlah tracing per 1.000 orang per minggu sesuai dengan standar WHO dijadikan kinerja setiap kepala daerah.
5. Agar masyarakat termasuk anak-anak selalu dan tetap memakai masker, menjaga jarak, mencuci tangan, tidak berpergian jika tidak mendesak, menjaga kesehatan dan menjalankan protokol kesehatan lainnya.
(miq/miq)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Kasus Baru Covid-19 di RI Tiba-tiba Naik, Nyaris Tembus 1.000