Internasional

Heboh! Trump Buat Pagar Tinggi di Gedung Putih, Takut Demo?

Rehia Sebayang, CNBC Indonesia
05 June 2020 08:41
Presiden Donald Trump berjalan dari gerbang Gedung Putih untuk mengunjungi Gereja St. John di seberang Taman Lafayette.  (Foto AP / Patrick Semansky)
Foto: Presiden Donald Trump berjalan dari gerbang Gedung Putih untuk mengunjungi Gereja St. John di seberang Taman Lafayette. (Foto AP / Patrick Semansky)

Jakarta, CNBC Indonesia - Istana kepresidenan Presiden Amerika Serikat Donald Trump, Gedung Putih, telah dipasangi pagar tinggi di sekelilingnya. "Tembok" itu dibangun dengan tujuan untuk melindungi keamanan Trump dan para pejabat pemerintahan yang ada di dalamnya dari amuk para pengunjuk rasa demo anti-rasisme di AS lebih dari sepekan terakhir.

Selain petugas keamanan yang disiagakan untuk berjaga di sekeliling gedung, pagar anti huru hara itu dibangun dengan tinggi 7 hingga lebih dari 9 kaki. Menurut juru bicara Dinas Rahasia (Secret Service) AS, pagar akan tetap berdiri setidaknya sampai 10 Juni.

"Dinas Rahasia AS ... mengumumkan penutupan area di dalam dan di sekitar kompleks Gedung Putih. Penutupan ini dalam upaya untuk mempertahankan langkah-langkah keamanan yang diperlukan di sekitar kompleks Gedung Putih," kata juru bicara itu dalam sebuah pernyataan, Kamis (4/6/2020) waktu setempat ditulis AFP.



"Area itu, termasuk seluruh Ellipse dan panel sampingnya. Termasuk jalan raya dan trotoar, E Street dan trotoar antara 15th streets and 17th streets, Monumen Divisi Pertama dan State Place, Sherman Park dan Hamilton Place, Pennsylvania Avenue antara 15th streets and 17th streets, dan seluruh Lafayette Park, akan tetap ditutup hingga 10 Juni."

Dari pantauan CNN International, polisi dan pasukan Garda Nasional juga terlihat bersiaga untuk menghalangi pendemo agar tidak mendekati tembok dan menerobos ke Gedung Putih. Mereka juga bersiaga di lokasi-lokasi demo di sekitar Gedung Putih.

Massa sempat merapat saat sore hari. Helikopter Garda Nasional juga dilaporkan terbang rendah di atas pengunjuk rasa di Washington, DC.


Demonstrasi hampir terjadi di seluruh AS. Demo dipicu kematian seorang lelaki AS keturunan Afrika George Floyd pada 25 Mei lalu.

Kematian Floyd di tangan oknum polisi, saat penangkapan atas dugaan uang palsu membuat warga berang. Ini menimbulkan isu rasisme di AS.

Dari laporan AP, setidaknya ada 13 orang meninggal dan 10.000 orang ditangkap sejak protes berlangsung. Saat demo baru terjadi 26 Mei, penjarahan terjadi di sejumlah kota besar AS.

[Gambas:Video 20detik]


(res) Next Article Biden Menang Pemilu, Gedung Putih Siap Trump Presiden AS Lagi

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular